Skip to main content

Makalah Tentang Revolusi Islam (Iran)

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Revolusi Islam dikenal juga dengan sebutan Revolusi Iran. Revolusi Islam merupakan revolusi yang mengubah bentuk Negara Iran dari Kerajaan yang dipimpin oleh Shah Mohammad Reza Pahlavi, menjadi Republik Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Ruhullah Khomeini. Revolusi Islam ini sering disebut pula revolusi terbesar ketiga dalam sejarah, setelah Perancis dan Revolusi Bolshevik.
 
Terjadinya Revolusi Islam Iran telah mendorong munculnya gerakan rakyat di berbagai belahan dunia untuk melawan kekuatan-kekuatan arogansi dan para pemimpin diktator. Gerakan tersebut secara perlahan melahirkan Kebangkitan Islam dan perubahan besar di dunia Islam khususnya di antara rakyat yang tertindas.
 
Dengan demikian, gerakan Revolusi Islam yang telah menyadarkan masyarakat Islam dari sikap pasif mereka merupakan gerakan yang memiliki rangkaian sejarah panjang dan semangat bangsa itu dalam menuntut keadilan. Revolusi Islam Iran telah mendorong bangsa-bangsa tertindas untuk melakukan revolusi dan menumbangkan rezim-rezim otoriter serta mengubah persamaan regional. Dengan kata lain, semangat untuk menuntut keadilan dan sikap anti-arogansi yang dislogankan oleh Revolusi Islam Iran telah menjadi inspirasi bagi Kebangkitan Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara. Maka, Revolusi Islam begitu penting untuk dibahas, karena kehadirannya telah menumbuhkan suatu perubahan besar dalam diri bangsa-bangsa Timur Tengah.

Rumusan Masalah

1. Apa sajakah faktor-faktor yang melatar-belakangi terjadinya Revolusi Islam Iran?
2. Bagaimana terjadinya Revolusi Islam Iran?
3. Apa sajakah dampak yang ditimbulkan dari terjadinya Revolusi Islam Iran?

Tujuan

1. Mengetahui latar belakang terjadinya Revolusi Islam Iran
2. Mengetahui kronologi terjadinya Revolusi Islam Iran
3. Mengetahui dampak-dampak yang ditimbulkan dari terjadinya Revolusi Islam Iran

BAB II

PEMBAHASAN
Masa Pemerintahan Shah Pahlavi
 
1. Pembangunan
Pada tahun 1953, setelah Shah Pahlevi kembali dari pengasingannya sejak ia dikudeta oleh Perdana Mentri Musaddeq, ia memulai pemerintahannya dengan melakukan beberapa kebijakan modernisasi. Kebijakan itu disebut Revolusi Putih, yang dijalankan guna menata ulang struktur sosial dan ekonomi masyarakat Iran, yang sebelumnya dibawah kuasa kudeta Mussadeq kehidupan rakyat jauh dari kesejahteraan.

Shah Pahlavi memerintah dengan gaya otoriter. Ia menempatkan tokoh-tokoh militer di hampir semua poros-poros pemerintahannya. Ia memberlakukan gaya kepemimpinan yang didasarkan pada kekuatan militer. Tidak hanya itu, Shah Pahlevi juga mengangkat dan menempatkan orang-orang kepercayaannya untuk menguasai lembaga majelis dan parlemen, sehingga dua lembaga legislatif itu selalu mendukung setiap keputusannya.

Shah Pahlevi pun meminta bantuan dari berbagai agen rahasia seperti Mossad, CIA dan FBI untuk membentuk suatu organisasi polisi rahasia di Iran guna membantu sepak terjang pemerintahan Shah Pahlevi. Oraganisi tersebut akhirnya berdiri pada tahun 1957 dengan nama Sazman-I Ittilad’at va Ammiyat-I Keshvar (Savak). Dengan Savak, Shah Pahlavi berhasil membungkam golongan opsisi dan membungkam golongan pendukung nasionalisme yang mencoba nyudutkan posisi pemerintahannya.

Selama tahun 1953-1957, ia memutuskan untuk memimjam dana kepada Amerika Serikat sebesar US$ 145 juta. Dana itu digunakan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang sebelumnya telah membuat Iran merugi dan mendorong semangat para pengusaha untuk memajukan bisnis di Iran. Ia ingin pendapatan per kapita Iran mencapai US$ 2.000 per tahun, hampir menyamai kesejahteraan negara industri Barat. Shah Pahlevi menginginkan Iran bisa menyamai semua kemajuan dunia modern di negara-negara industri kaya di Eropa dan Amerika.

Dengan segala usahanya tersebut, Shah Pahlevi berhasil menggelar berbagai pembangunan di Iran. Ia memfokuskan pembangunannya di bidang infrastruktur terutama transportasi, telekomunikasi dan pertanian. Tahun 1963-1977 Iran mampu membangun bendungan raksasa di Dezful, Karaj dan Manjel. Iran juga membangun pelabuhan di Enzeli, Bandar Syahpour, Bushire, Khorram Syahr. Tak hanya itu, Iran juga mampu membangun 500mil rel kereta trans Iran yang menghubungkan Isfahan, Tabriz, Mashad, Selat Kaspia dan Teluk, membangun jalan raya 13.000 mil serta membangun jalan-jalan beraspal yang menghubungkan kota-kota besar dengan desa-desa. Iran pun mulai mengembangkan teknologi telekomunikasi dan informasi sehingga telekomunikasi sudah bisa menjangkau desa-desa. Dengan perkembangan berbagai infrastruktur tersebut, Shah Pahlevi dapat mencapai targetnya untuk memperbesar jalur distribusi dan memperbesar pengaruhnya langsung ke desa-desa daerah pelosok.

Diantara berbagai targetnya dalam pembangunan, Shah Pahlevi juga mengagendakan program melek baca di Iran, yang pada kurun waktu itu masih banyak masyarakat Iran yang belum melek baca, dan memprogramkan sistem bagi laba untuk industri. Diluar itu, ia juga mengusahakan pembangunan dengan memperbesar belanja pembangunan, ia mengalokasikan US$ 2,5 miliar untuk pengembangan industri dengan ambisi dapat memproduksi sendiri kebutuhan konsumsi, seperti pakaian, makanan, minuman, alat elektronik, motor dan lain-lain. Pertumbuhan industri dasar dan menengah juga digalakkan, khususnya minyak dan gas, baja, petrokimia, alumunium dan barang permesinan. Kemudian terjadilah revolusi industri skala kecil di Iran.

Kota Teheran pun menjadi pusat pembangunan Iran, Shah Pahlevi berhasil menyulap kota itu dengan tumbuhnya pusat-pusat bisnis, proyek konstruksi, gedung-gedung pencakar langit dan perumahan-perumahan. Tak berhenti disitu, Shah Pahlevi juga membelanjakan US$ 1,9 miliar untuk mengembangkan sumber daya manusia. Ia membangun berbagai fasilitas pendidikan, mendirikan sekolah-sekolah dan universitas serta pusat-pusat penelitian dan pengembangan IPTEK. Membangun fasilitas kesehatan, rumah sakit, klinik-klinik, sekolah perawat dan dokter. Pembangunan industri, fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan inilah ynag banyak mendorong masyarakat berbondong-bondong melakukan urbanisasi ke Teheran, akibatnya terjadi ledakan penduduk di Teheran. Ledakan penduduk menyebabkan timbulnya kelas-kelas sosial, kelas pekerja menengah ke bawah dan kelas tenaga ahli terdidik baik dari luar negeri (Eropa dan Amerika) maupun dari Iran sendiri.

2. Penyimpangan pemerintahan Shah Pahlavi

Meskipun telah melakukan berbagai modernisasi ekonomi, Shah Pahlevi tidak pernah sekalipun membuka kebebasan politik di Iran. Ia hanya fokus memperkuat 3 pilar penyangga kekuasaannya, yaitu angkatan militer, jaringan kroni dan birokrasi. Pada tahun 1977, Iran berhasil memiliki angkatan laut terbesar di Teluk Persia, angkatan udara terbaru di Timur Tengah dan angkatan bersenjata terbesar kelima di dunia. Ia pun meningkatkan anggaran belanja militer menjadi US$ 12 miliar untuk pembelian senjata dan alat-alat transportasi militer. Golongan militer bagaikan anak emas bagi Shah Pahlevi, segala kebutuhan fasilitas dan tunjangan besar telah disiapkannya demi kesejahteraan golongan militer. Sementara itu, Shah Pahlevi juga memperluas oraganisai angen rahasia yang telah diresmikannya (Savak). Savak punya wewenang untuk menyensor media, men-screening aplikasi pegawai negeri dan punya lisensi untuk menyiksa dan memburu para pemberontak. Savak bagaikan mata, telinga, dan tangan besi rezim Shah Pahlevi.

Selain itu, Shah Pahlevi juga memperlebar jaringan kroni-kroninya dan birokrasi. Ia memberikan perhatian utama bagi orang-orang yang bersedia membaktikan diri demi kelangsungan pemerintahan monarkinya. Ia menawarkan gaji yang tinggi, fasilitas mewah, tunjangan melimpah, dan pekerjaan nyaman bagi mereka. Birokrasi pada masa itu tumbuh dari 150.000 pegawai negeri menjadi 304.000 pegawai negeri. Pertumbuhan ini memungkinkan negara dengan leluasa masuk dan mengatur semua sendi-sendi kehidupan masyarakat Iran.

Shah Pahlevi mampu melakukan semua itu berkat kekayaannya yang bersumber dari korupsinya dan korupsi para kroni setianya. Pada awal tahun 1970 keluarga Shah Pahlevi merupakan keluarga terkaya di Iran. Mereka menguasai beberapa perusahan mesin, pabrik mobil, perusahaan tambang, tekstil, semen, konstruksi, dan asuransi. Sumber kekayaan keluarga Pahlevi masuk dalam yayasan Pahlevi Foundation yang setiap tahunnya menerima subsidi US$ 40 juta, sehingga perusahaan-perusahaannya bebas dari pajak.

Walaupun pembangunan yang dilakukan Shah Pahlevi bisa dikatakan berhasil, namun pembangunan ini justru lebih memperkaya golongan kaya, dan sebaliknya menyengsarakan golongan miskin dan menengah ke bawah. Belanja sosial pemerintah yang dialokasikan untuk asuransi kesehatan, asuransi pengangguran, rencana bagi hasil industri dan akses barang-barang konsumsi hanya dinikmati sebagian kecil orang. Kenyataan yang terjadi pada waktu itu, kualitas hidup masyarakat justru makin merosot di pemukiman padat kota, polusi semakin menjadi-jadi, kemacetan terjadi dimana-mana. Terlebih lagi, strata rendah kelas pekerja, khususnya buruh, pedagang asongan, pekerja pabrik kecil,dan pekerja musiman tak sekalipun menerima fasilitas dari kebijakan yang dijalankan Shah Pahlevi seperti asuransi dan sistem bagi hasil keuntungan industri. Meskipun Teheran merupakan kota yang kaya akan minyak, namun kota padat penduduk ini tidak memiliki sistem drainase dan transportasi publik yang memadai.

Pada tahun 1976 terjadi peningkatan harga minyak dunia yang tentu saja menambah pemasukan negara. Akan tetapi, keuntungan itu hanya bisa dinikmati oleh golongan kaya, terjadi kesenjangan yang sangat lebar antara golongan kaya dengan golongan miskin. Masyarakat mulai mencium adanya ketidakadilan di tubuh pemerintahan Shah Pahlevi. Dan memang kenyataannya pucak korupsi terjadi pada tahun 1977, dimana korupsi birokrasi diperkirakan sedikitnya 1 miliar dolar. Maka terjadilah krisis ekonomi di Iran.

Krisis ekonomi yang dipicu oleh inflasi pada tahun 1977 mengancam kelangsungan rezim Pahlevi. Inflasi yang selama kurun waktu 1960-an telah hilang dikehidupan masyarakat Iran, muncul pada awal 1977 yang mendongkrak biaya hidup masyarakat. Lonjakan biaya terlihat jelas pada produk-produk kebutuhan pokok. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi inflasi ini; (1) membanjirnya 60.000 tenaga kerja asing dengan gaji tinggi, (2) kegagalan produksi pertanian dan lonjakan harga makanan di pasar dunia, (3) kegagalan program industri (sistem bagi hasil industri) dan membesarnya anggaran belanja militer, (4) membengkaknya dana untuk proyek pembangunan pada kurun waktu 1974-1975.

Dalam menangani inflasi ini Shah Pahlavi justru menekan para pengusaha yang dianggapnya menjadi pengeruk keuntungan. Para pengusaha pun tak tinggal diam, mereka lebih memilih pergi dan melanjutkan usahnya di luar Iran. Sadar caranya tak mengatasi masalah inflasi, maka Shah Pahlavi mulai menekan pemilik toko dan pebisnis kecil. Sehingga ini mengakibatkan kelas pengusaha dan pedagang, termasuk pebisnis, bazar dan pemilik toko menyimpan dendam tehadap Shah Pahlavi.

Pecahnya Revolusi Islam Iran

Ketika ekonomi mulai mengalami kekacauan, kalangan menengah terpelajar mulai menyerukan kebencian mereka terhadap monarki Pahlvi. Mereka membanding-bandingan Iran dengan negara-negara di Eropa dan Amerika Utara yang mampu memberikan posisi bagi kaum menengah, sedangkan Iran justru menghilangkan peran kaum menengah. Pada Juni 1978 protes keras atas Shah Pahlavi mulai bergejolak di universitas, bazar, dan dari kalangan menengah. Masyarakat miskin perkotaan, khususnya buruh konstruksi dan pekerja pabrik, ikut melancarkan aksi protes dengan demonstrasi di jalan-jalan.

Berbagai upaya mereka lakukan untuk memangkas kekuasaan Shah Pahlavi, akan tetapi segala upaya mereka terhalang oleh kekuatan militer yang sepenuhnya dibawah kendali Shah Pahlavi. Dalam upaya-upaya ini mucullah Ayatullah Ruhullah Khomeini sebagai satu-satunya ulama yang mampu memposisikan diri sebagai pemimpin golongan oposisi dari berbagai pihak.

Awalnya, Ayatullah Ruhullah Khomeini hanyalah seorang cendekiawan muslim yang tak terlalu terkenal dari Kota Qom. Sejak tahun 1963, ia sudah mulai memimpin pemberontakan melawan berbagai modernisasi yang dilakukan oleh Shah Pahlavi di Iran, yang dianggapnya bertentangan dengan agama Islam. Ia menganggap Shah Pahlavi sebagai boneka Amerika. Kebijakan Shah Pahlavi yang kuat untuk melakukan modernisasi dan kedekatan dengan kekuatan barat (Amerika Serikat) berbenturan dengan identitas Muslim Syi'ah Iran. Shah Pahlavi, merupakan orang yang sekuler, berbeda dengan cara pandang rakyat Iran pada umumnya yang sangat menghormati agama (Islam Syiah) dalam kehidupan mereka sehari-hari. Semua hal tersebut membangkitkan nasionalisme Iran, baik dari pihak religius dan sekuler. menganggap Shah sebagai boneka barat yang harus diperangi.

Khomeini menginginkan sebuah pemerintahan yang berdasar pada Al-Quran dan sesuai dengan model masyarakat Islam di era Nabi Muhammad SAW. Gagasan ini sudah pasti bertentangan dengan modernisasi yang dirintis oleh Shah Pahlavi, akibatnya Khomeini harus menglami pengasingan selama 15 tahun sejak November 1964. Sebelum pengasingannya, ia sempat menguraikan visinya tentang pemerintahan Islam dalam serangkaian ceramah bertajuk Velayate Faqih. Hasil ceramahnya itu beredar dibawah tanah menjelang revolusi pada tahun 1978-1979 sebagai “manual revolusi”. Di situ, ia menjabarkan tentang reorganisasi masyarakat, panduan praktis mendirikan sebuah Negara berdasarkan Al-Quran, dan konsep seputar posisi sentral seorang ulama dalam kehidupan masyarakat.

Walaupun diasingkan selama 15 tahun di Paris, tetapi jutaan rakyat Iran hampir setiap hari mendengar pesan-pesan Khomeini melalui jaringan pendukungnya dari kalangan ulama, yang aktif menyebarkan pamflet dan kaset ceramah Khomeini. Selain dari kalangan ulama, kehadiran Khomeini juga didukung oleh kelompok terdidik, terutama di kampus.

Penyebaran poster, pamflet, kaset, ceramah keagamaan dan makin seringnya kehadiran kaum ulama diberbagai tempat semakin membuka mata banyak warga Iran. Orang-orang mulai ramai menceritakan tentang kenyamanan hidup Shah Pahlavi diatas penderitaan rakyatnya mengais penghidupan. Beredar pula kabar bahwa Shah Pahlavi telah berganti agama menjadi agama Yahudi. Sebelumnya, saudara tua Shah Pahlavi, Putri Shams telah berganti agama menjadi Katolik, sehingga sebagian kalangan menganggap ini sebagai penghinaan keluarga Shah terhadap Islam. Namun, Shah Pahlavi tidak terlalu mempedulikan masalah ini, ia merasa masih punya kekuatan besar atas media, radio dan televisi serta kekuatan militer.

Demonstrasi masih terus berlanjut di berbagai daerah di Iran. Di Teheran, ratusan ribu mahasiswa terus melanjutkan demonstrasi mengecam Shah Pahlavi dan mengagungkan sosok Khomeini sebagai pemimpin alternatif. Golongan buruh dari berbagai sektor ikut menyuarakan dukungannya. Pemogokan mulai mewabah hingga produksi minyak Iran berhenti sama sekali. Kemudian disusul pemogokan karyawan perusahaan listrik yang membuat kota gelap gulita. Sementara pemogokan hampir melumpuhkan seluruh sendiri perekonomian Iran, semakin hari kesehatan Shah Pahlevi semakin memburuk. Ditambah lagi orang-orang yang dulunya dia andalkan kini hanya tersisa segelintir.

Pada 7 September 1978, sekitar setengah juta penduduk Teheran turun ke jalan menyuaraka aspirasinya dengan meneriakkan umpatan pada Shah Pahlavi. Ini adalah demonstrasi terbesar yang oernah terjadi di Iran. Shah meresepon demonstrasi itu dengan mengerahkan semua kekuatan militernya. Protes ini menelan korban hingga ribuan orang, walaupun begitu tetap tidak menyurutkan keinginan rakyat untuk melengserkan monarki Shah Pahlevi.

Demonstrasi mencapai puncaknya pada Desember 1978, dua juta lebih penduduk Iran turun ke jalan memprotes Shah Pahlevi dan meneriakkan “Khomeini, O Imam”. Shah Pahlevi beserta istrinya yang semakin terdesak melarikan diri ke Mesir pada 16 Januari 1979. Kekuatan militer terbesar kelima di dunia itu pun memilih bersikap netral. Kemudian kekuasaan monarki Shah Pahlevi berakhir sekitar dua pekan setelah ia meninggalkan Iran. Bersamaan dengan itu, Khomeini kembali dari pengasingannya ke Teheran. Seluruh warga menyambut kedatanagn Khomeini dengan penuh suka cita.

Di bandara, Khomeini menyampaikan sebuah pidato singkat, ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh masyarakat Iran yang membaktikan diri untuk tercapainya revolusi. Ia juga berpesan, walaupun Shah telah pergi dariIran, namun sisa-sisa pendukungnya masih ada di Iran, sehingga masyarakat perlu untuk tetap bersatu demi mencapai kesuksesan revolusi. Ini kali pertama bagi jutaan penduduk Iran melihat Ruhullah Khomeini secara langsung setelah 15 tahun pengasingan. Ini pertama kali pula mereka mendengar langsung janji Khomeini bahwa Revolusi Islam Iran akan mengangkat kesejahteraan rakyat dan mempertebal keyakinan mereka akan perubahan masyarakat Iran ke arah yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Labib, Muhsin., dkk, 2006, Ahmadinejad! David di Tengah Angkara Goliath Dunia, Jakarta: Hikmah

Naji, Kesra, 2009, Ahmadinejad: Kisah Rahasia Sang Pemimpin Radikal Iran, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Sumber Internet:

http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Islam_Iran. diunduh Rabu, 15 Oktober 2014 pukul 04.45 WIB di Surakarta

http://indonesian.irib.ir/islam/momentum/item/76203-Revolusi_Islam_Iran_dan_Kebangkitan_Islam. diunduh Senin, 24 November 2014 pukul 01.36 WIB di Surakarta

http://www.assiyasah.net/berita-revolusi-islam-iran-revolusi-spektakuler.html. diunduh Senin, 24 November 2014 pukul 01.48 WIB di Surakarta

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN ILMIAH PROSES PEMBUATAN TAPE KETAN DAN TUAK

Kata Pengantar Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada hamba-Nya, khususnya bagi penulis yang telah mampu menyelesaikan laporan ilmiah yang berjudul ‘’ cara membuat Tape Ketan dan Tuak ’’. Dalam menulis laporan ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala – kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada Sabaruddin Ahmad S.Pd, selaku guru pembimbing yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga laporan ilmiah ini dapat terselesaikan. Disini kami juga menyampaikan, jika seandainya dalam penulisan laporan ilmiah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu kami dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ilmiah ini. Semoga apa yang diharapkan kami, selaku penulis dapat dicapai dengan sempurna. Singkawang, 14 febuari 2013 Penulis ...

KEMERDEKAAN NEGARA- NEGARA ISLAM DARI IMPERIALISME

KEMERDEKAAN NEGARA- NEGARA ISLAM DARI IMPERIALISME              Gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya partai-partai politik merupakan modal utama umat Islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan negara merdeka yang bebas dari pengaruh politik Barat. Disamping paskan itu, perjuangan mereka juga didukung oleh seluruh umat Islam di berbagai wilayah setempat yang menjadikan “kekuatan” yang dahsyat sehingga mereka dapat melepaskan diri dari belenggu imperialisme. Perjuangan mereka biasanya terwujud dalam bebrapa bentuk kegiatan, seperti (1) gerakan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun perjuangan bersenjata, dan (2) gerakan pendidikan dan propaganda dalam rangka mempersiapkan masyarakat menyambut dan mengisi kemerdekaan itu. Negara berpenduduk mayoritas muslim yang pertama kali berhasil memproklamasikan kemerdekaannya adalah Indonesia, yaitupadatanggal 17 Agustus 1945. Indonesia mer...

PETUNJUK PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN BAHAN MAKANAN

PETUNJUK PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN BAHAN MAKANAN A.    TUJUAN Mengetahui adanya karbohidrat, lemak, dan protein pada makanan. B.     ALAT DAN BAHAN Alat 1.        Tabung reaksi 2.        Mortar 3.        Plat tetes 4.        Kertas buram 5.        Pembakar Spirtus Bahan 1.        Larutan benedict (Fehling A + Fehling B) 2.        Larutan lugol 3.        Larutan biuret (NaOH 20% + CuSO4 0,1 M) 4.        Berbagai bahan makanan C.     CARA KERJA I.       UJI KARBOHIDRAT (AMILUM) 1.     Hancurkan bahan makanan yang akan diuji menggunakan mortar porselein. 2.     Masukkan masing-masing baha...