NASIONALISME BANGSA –
BANGSA DI KAWASAN TIMUR TENGAH
A.
Pergerakan nasionalisme
di Arab Saudi
Sejak 1517
sampai dengan Perang Dunia II, Arab menjadi jajahan Turki. Raja-raja Arab di
bawah jajahan Turki disebut Syarif, sedangkan sultan Turki memakai gelar
Khalifah. Dengan adanya penjajahan Turki, bukan berarti bangsa Arab tinggal
diam. Mereka tetap berusaha melakukan perlawanan sehingga timbullah gerakan
nasionalisme. Latar belakang timbulnya nasionalisme di Arab Saudi antara lain:
- Gerakan Wahabi, yaitu suatu gerakan agam yang
memberontak terhadap Turki.
- Timbulnya kaum terpelajar Arab yang berpaam
modern.
- Gerakan Pan Arab yang bercita-cita persatuan
Arab.
- Pengaruh dari revolusi Prancis, yaitu adanya
faham Liberalisme dan Egalit.
- Adanya Gerakan Turki Muda yang bersemboyan;
berbangsa satu, berbahasa satu dan bertanah air satu, yaitu Turki.
Semboyan tersebut ibarat senjata makan tuan yaitu bangsa Arab ingin bebas
dari penjajahan Turki. Dalam sejarah gerakan nasionalisme dikenal adanya
dua tokoh yaitu Hussein dan Abdul Aziz Ibnu Saud.
Hussein
adalah seorang syarif di Mekkah sejak 1908. Pada waktu terjadi Perang Dunia I
pada 1914, inggris membutuhkan bantuan bangsa Arab untuk dapat mengalahkan
Turki, maka Inggris mengadakan perjanjian rahasia dengan Hussein. Perjanjian
tersebut pada intinya adalah jika bangsa Arab memihak Inggris, maka setelah
Perang Dunia I selesai, Inggris sebenarnya ingin memiliki tanah Palestina,
Syria dan Irak. Isi perjanjian antara Hussein dengan Sir Mac Mahon antara lain:
- Inggris berjanji akan membentuk suatu
pemerintahan Arab yang merdeka baik ke dalam maupun keluar.
- Sementara pemerintah Arab belum dapat
menyempurnakan susunan serta alat-alat perlengkapan pemerintahannya,
Inggris berjanji akan melindungi pemerintah Arab dari setiap campur tangan
asing dan mempertahankannya dari serangan asing.
- Sementara pemerintah Arab belum mempunyai
alat-alat perlengkapan yang cukup, Basrah akan diletakkan di bawah
penduduk Inggris dengan ketentuan bahwa Inggris akan membayar kepada
pemerintah Arab sejumlah uang yang akan ditentukan pemerintah Arab sesuai
dengan kebutuhan.
- Selama dalam keadaan perang, Inggris berjanji
akan memenuhi segala kebutuhan pemerintah Arab, baik kebutuhan militer,
dan kebutuhan finansial lainnya.
- Inggris berjanji akan memutuskan jalan kereta api
Arab-Turki untuk mengurangi tekanan musuh terhadap bangsa Arab.
Inggris
ternyata mengingkari perjanjian dengan Hussein, yaitu selain dengan Hussein,
Inggris juga mengadakan perjanjian dengan Prancis yang terkenal dengan
Sykes-Picot Agreement pada 9 Mei 1916. Dalam perjanjian tersebut, Inggris dan
Prancis berjanji bahwa setelah Perang Dunia I selesai da dapat mengalahkan
Turki, maka Inggris dan Prancis akanmembagidaerah Palestina, Syria dan Irak.
Dalam rangka
memenuhi perjanjian dengan Inggris, maka Hussein memberontak kepada Turki dan
pada 7 Juni 1916, Hussein memproklamirkan kemerdekaan tanah Hejaz dan
pembentukan negara Arab merdeka pada 27 Juni 1916 dan Hussein sebagai raja
Arab. Perlawanan terhadap Turki dilanjutkan. Inggris mendapat bantuan dari
anak-anak Hussein yang bernama Abdullah dan Faisal. Akhirnya Turki dapat
dikalahkan dan menyerah pada 30 Oktober 1918. Dalam Perang Dunia I dikenal nama
Thomas Edward Lawrence, yaitu seorang dinas rahasia tentara Inggris yang
berhasil menyamar sebagai tentara Arab dan memakar semangat perang melawan
Turki.
Setelah
Perang Dunia I selesai, Hussein disodori isi perjanjian Sykes-Picot yang
menyatakan bahwa Palestina dan Irak menjadi tanah Inggris, sedangkan Syria
menjadi mendat Prancis. Hussein dan rakyat Arab sangat marah, apalagi setelah
mereka mengetahui bahwa tanah Palestina akan dijadikan National Home
bagi orang Yahudi. Pada akhirnya karena desakan Inggris, Hussein menerima
perjanjian tersebut. Sikap lemah dari Hussein tersebut menimbulkan kemarahan
besar dari seluruh rakyat Arab sehingga Hussein dipaksa turun takhta dan
digantikan putranya yang bernama Ali untuk menjadi raja, tetapi Ali kemudian
dapat dikalahkan oleh kaum Wahabi di bawah pimpinan Abdul Aziz Ibnu Suud, raja
dari Najd. Ali dan Hussein kemudian melarikan diri keluar negeri. Abdul Aziz
Ibnu Suud kemudian menjadi raja Arab, tetapi wilayahnya tidak termasuk
Palestina, Syria dan Irak.
Perjuangan Abdul Aziz Ibnu Suud mendapat dukungan dari Inggris karena tujuan Inggris adalah melenyapkan Hussein, tetapi pada perkembangannya Inggris gentar terhadap Abdul Aziz Ibnu Suud dan kepada anakHussein yang bernama Abdullah dan Faisal. Untuk meredam perjuangan Abdul Aziz Ibnu Suud dan anak-anak Hussein, maka Inggris melancarkan sebuah taktik, yaitu:
Perjuangan Abdul Aziz Ibnu Suud mendapat dukungan dari Inggris karena tujuan Inggris adalah melenyapkan Hussein, tetapi pada perkembangannya Inggris gentar terhadap Abdul Aziz Ibnu Suud dan kepada anakHussein yang bernama Abdullah dan Faisal. Untuk meredam perjuangan Abdul Aziz Ibnu Suud dan anak-anak Hussein, maka Inggris melancarkan sebuah taktik, yaitu:
- Membentuk daerah-daerah mandat di Palestina,
Transyordania dan Irak untuk menahan kekuasaan Abdul Aziz Ibnu Suud
- Mengangkat Abdullah sebagai Amir di Transyordania
dan Faisal sebagai raja Irak
Taktik devide et impera
Inggris dimaksudkan agar ada perpecahan antara Abdul Aziz Ibnu Suud dengan
anak-anak Hussein. Abdul Aziz Ibnu Suud mendapat perlawanan dari Inggris karena
Inggris takut jika Abdul Aziz Ibnu Suud akan menyerang Aden milik Inggris. Oleh
karena itu, Yaman dijadikan negara merdeka oleh Inggris dan berfungsi sebagai
negara landasan atau buffer staat antara negara Suud Arabia dengan Aden.
Pemerintah Abdul Aziz Ibnu Suud mendatangan banyak medernisasi di tanah Arab. Jalan-jalan raya dibangun, alat-alat transportasi modern mulai digunakan. Kesehatan diperbaiki dan sarana pendidikan ditingkatkan dan diperluas. Kekayaan Abdul Aziz Ibnu Suud diperoleh karena konsesi-konsesi yang diberikan kepada perusahaan minyak Aramco yang mengerjakan pertambangan minyak di pantai timur Arabia, dekat kepulauan Bahrein.
Pemerintah Abdul Aziz Ibnu Suud mendatangan banyak medernisasi di tanah Arab. Jalan-jalan raya dibangun, alat-alat transportasi modern mulai digunakan. Kesehatan diperbaiki dan sarana pendidikan ditingkatkan dan diperluas. Kekayaan Abdul Aziz Ibnu Suud diperoleh karena konsesi-konsesi yang diberikan kepada perusahaan minyak Aramco yang mengerjakan pertambangan minyak di pantai timur Arabia, dekat kepulauan Bahrein.
B.
Nasionalisme Turki
Sebab-sebab timbulnya nasionalisme
Turki adalah sebagai berikut:
1. Kekuasaan
Turki Usmani yang semakin merosot.
2. Adanya
pengaruh dari Revolusi Prancis dengan semboyannya liberte egalite, dan fraternite.
3. Timbulnya
kaum terpelajar yang berpaham modern sehingga mereka
mengetahui apa itu liberalisme, nasionalisme, dan demokrasi.
mengetahui apa itu liberalisme, nasionalisme, dan demokrasi.
4. Kegiatan
bangsa Barat yang semakin gencar untuk merebut daerahdaerah
jajahan Turki dan siap menghancurkan Turki.
jajahan Turki dan siap menghancurkan Turki.
Dalam situasi demikian itulah,
akhirnya mendorong timbulnya semangat nasionalisme terutama di kalangan
tokohtokoh muda untuk mengadakan pembaharuan di segala bidang. Tokohnya, antara
lain Kemal Pasha, Midhat Pasha, Rasjid Pasha, dan Ali Pasha. Pada tahun 1906,
dibawah pimpinan Kemal Pasha berdirilah perkumpulan Tanah Air dan Kemerdekaan
dan pada tahun l908 tumbuh menjadi Gerakan Turki Muda. Tujuan
Gerakan Turki Muda:
dan pada tahun l908 tumbuh menjadi Gerakan Turki Muda. Tujuan
Gerakan Turki Muda:
a)
menyelamatkan
Turki dari keruntuhan total;
b)
menanamkan
semangat nasionalisme di kalangan rakyat;
c)
mengadakan
perbaikan sosial, ekonomi dan budaya;
d)
mengadakan
pembaharuan organisasi pemerintahan.
d.
Turki dalam
Perang Dunia I
Selama
Perang Dunia I, pemerintah Turki didominasi oleh Gerakan
Turki Muda. Dalam Perang Dunia I, Turki memihak kepada Jerman (Sentral)
dan ikut serta membendung serangan Rusia, Inggris, dan Prancis ke Laut
Tengah. Sekutu menyerang Dardanella, tetapi dapat digagalkan oleh Mustafa
Kemal Pasha dalam pe-tempuran di Gallipoli. Itulah sebabnya, Mustafa
Kemal Pasha disebut Pahlawan Gallipoli. Sejak itulah Sekutu tidak berani menerobos Dardanella.
Turki Muda. Dalam Perang Dunia I, Turki memihak kepada Jerman (Sentral)
dan ikut serta membendung serangan Rusia, Inggris, dan Prancis ke Laut
Tengah. Sekutu menyerang Dardanella, tetapi dapat digagalkan oleh Mustafa
Kemal Pasha dalam pe-tempuran di Gallipoli. Itulah sebabnya, Mustafa
Kemal Pasha disebut Pahlawan Gallipoli. Sejak itulah Sekutu tidak berani menerobos Dardanella.
Perang Dunia I berakhir dengan
kekalahan di pihak blok Sentral, sehingga
terjadilah Perjanjian Sevres (20 Agustus 1920) antara Sekutu dan
Turki. Akan tetapi, pemimpin Turki Muda tidak mau menyerah begitu saja.
Tampillah The Strong Man Turki, yakni Mustafa Kemal Pasha yang
menentang Sekutu dan tidak mau mengakui Perjanjian Sevres yang dibuat
dengan Sultan. Ia memimpin gerakan revolusi dan berhasil menurunkan
Sultan Muhammad V dari takhtanya (1 November 1923). Selanjutnya, ia
memperbarui Perjanjian Sevres dengan Perjanjian Lausanne yang isinya
tidak begitu merugikan Turki. Tepat pada tanggal 29 Oktober 1923 secara resmi diumumkan proklamasi kemerdekaan Turki. Sejak itu Kerajaan Turki Usmani yang ortodok dihapuskan dan digantikan dengan Republik Turki yang modern. Ankara
dijadikan sebagai ibu kotanya. Sebagai presiden pertama ialah Mustafa Kemal
Pasha atau disebut juga Kemal Pasha Attaturk (Bapak Bangsa Turki). Ismet
Pasha atau Ismet Inonu sebagai perdana menterinya
terjadilah Perjanjian Sevres (20 Agustus 1920) antara Sekutu dan
Turki. Akan tetapi, pemimpin Turki Muda tidak mau menyerah begitu saja.
Tampillah The Strong Man Turki, yakni Mustafa Kemal Pasha yang
menentang Sekutu dan tidak mau mengakui Perjanjian Sevres yang dibuat
dengan Sultan. Ia memimpin gerakan revolusi dan berhasil menurunkan
Sultan Muhammad V dari takhtanya (1 November 1923). Selanjutnya, ia
memperbarui Perjanjian Sevres dengan Perjanjian Lausanne yang isinya
tidak begitu merugikan Turki. Tepat pada tanggal 29 Oktober 1923 secara resmi diumumkan proklamasi kemerdekaan Turki. Sejak itu Kerajaan Turki Usmani yang ortodok dihapuskan dan digantikan dengan Republik Turki yang modern. Ankara
dijadikan sebagai ibu kotanya. Sebagai presiden pertama ialah Mustafa Kemal
Pasha atau disebut juga Kemal Pasha Attaturk (Bapak Bangsa Turki). Ismet
Pasha atau Ismet Inonu sebagai perdana menterinya
C.
Nasionalisme Mesir
.Ada
beberapa sebab munculnya nasionalisme Mesir. Munculnya gerakan Wahabi yang
menentang penjajahan Turki mampu mempersatukan rakyat Mesir. Apalagi rakyat
Mesir memperoleh pengaruh dari Revolusi Prancis yang dibawa Napoleon saat
menduduki Mesir tahun 1798. Paham liberal yang melanda Mesir menyebabkan
munculnya kelompok terpelajar yang berorientasi modern. Mereka pernah menempuh
pendidikan di Eropa dan berbagai universitas ternama di Beirut dan Damsyik.
Nasionalisme Mesir juga terpengaruh Gerakan Turki Muda. Nilainilai persatuan
yang diperjuangkan nasionalis Turki mampu menggugah semangat bangsa Mesir untuk
bersatu. Apalagi muncul gerakan Pan-Arab yang dipelopori oleh Amir Chetib
Arslan yang menganjurkan agar bangsa-bangsa Arab bersatu dan memperjuangkan kemerdekaan
bangsanya.
Nasionalisme Mesir ditandai oleh munculnya
pemberontakan Arabi Pasha (1881–1882) terhadap Inggris. Setelah PD-I, Mesir
menuntut kemerdekaan kepada Inggris. Akhirnya tahun 1922, Mesir menjadi
kerajaan di bawah persemakmuran Inggris. Tahun 1936 Mesir menjadi negara yang
merdeka penuh. Selanjutnya, Terusan Suez dikuasai Mesir kembali pada tahun 1956
setelah dinasionalisasi oleh Gamal Abdul Nasser
Mesir termasuk negara Arab sehingga bangkitnya
nasionalisme Mesir
merupakan hal yang sama dengan bangkitnya nasionalisme Arab. Adapun
sebab-sebab timbulnya nasionalisme Mesir adalah sebagai berikut:
merupakan hal yang sama dengan bangkitnya nasionalisme Arab. Adapun
sebab-sebab timbulnya nasionalisme Mesir adalah sebagai berikut:
1.
Adanya gerakan Wahabi, semula
merupakan gerakan agama yang
kemudian memberontak pemerintahan Turki. Dengan demikian, secara
politik membangkitkan tumbuhnya nasionalisme Mesir.
kemudian memberontak pemerintahan Turki. Dengan demikian, secara
politik membangkitkan tumbuhnya nasionalisme Mesir.
2.
Adanya pengaruh Revolusi Prancis.
Ketika Napoleon Bonaparte mendarat
di Mesir, ia juga membawa suara Revolusi Prancis yang kemudian
menimbulkan paham liberal dan nasionalisme Mesir
di Mesir, ia juga membawa suara Revolusi Prancis yang kemudian
menimbulkan paham liberal dan nasionalisme Mesir
3.
Munculnya kaum intelektual yang
berpaham modern.
4.
Adanya Gerakan Pan Arab, yang
dirintis oleh Amir Chetib Arslan
dengan yang menganjurkan persatuan semua bangsa Arab dengan tujuan untuk mencapai kemerdekaan bangsanya.
dengan yang menganjurkan persatuan semua bangsa Arab dengan tujuan untuk mencapai kemerdekaan bangsanya.
Sekalipun
pemberontakan Arabi Pasha berhasil dipadamkan, namun cita-cita perjuangan Arabi
Pasha merupakan sumber aspirasi semangat nasionalisme bangsa Mesir. Hal ini
terbukti pada tanggal 7 Desember 1907 telah diadakan kongres nasional yang
pertama di bawah pimpinan Mustafa Kamil. Tujuannya adalah pembangunan Mesir
secara liberal untuk mencapai kemerdekaan penuh. Pemerintah Mesir yang
dipengaruhi oleh Inggris berusaha untuk menindas gerakan ini, akan tetapi
gerakan nasional ini tetap hidup dan makin kuat bahkan kemudian menjelma
menjadi Partai Wafd (Utusan) di bawah pimpinan Saad Zaghlul Pasha.
Ketika
Perang Dunia I selesai, Partai Wafd menuntut Mesir sebagai negara
merdeka dan ikut serta dalam konferensi perdamaian di Prancis. Inggris
menolak, bahkan mengasingkan Zaghlul Pasha ke Malta. Pada tahun 1919
di Mesir timbul pemberontakan dan Zaghlul Pasha dibebaskan kembali.
Kaum nasionalise Mesir menuntut kemerdekaan penuh. Pemberontakan
berkobar lagi, Zaghlul Pasha ditangkap lagi dan diasigkan ke Gibraltar. Inggris
yang tidak dapat menekan nasionalisme Mesir, terpaksa mengeluarkan
Pernyataan Unilateral (Unilateral Declaration) pada tanggal 28 Februari
1922. Isi Uniteral Declaration:
merdeka dan ikut serta dalam konferensi perdamaian di Prancis. Inggris
menolak, bahkan mengasingkan Zaghlul Pasha ke Malta. Pada tahun 1919
di Mesir timbul pemberontakan dan Zaghlul Pasha dibebaskan kembali.
Kaum nasionalise Mesir menuntut kemerdekaan penuh. Pemberontakan
berkobar lagi, Zaghlul Pasha ditangkap lagi dan diasigkan ke Gibraltar. Inggris
yang tidak dapat menekan nasionalisme Mesir, terpaksa mengeluarkan
Pernyataan Unilateral (Unilateral Declaration) pada tanggal 28 Februari
1922. Isi Uniteral Declaration:
a) Inggris
mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Mesir.
b) Inggris
berhak atas empat masalah pokok,seperti berikut:
c) mempertahakan
Terusan Suez;
d) mempergunakan
daerah militer untuk operasi militer;
e) mempertahankan
Mesir terhadap agresi bangsa lain;
f)
melindungi
bangsa asing di Mesir dan kepentingannya.
Uniteral Declaration 1922
merupakan saat yang bersejarah bagi Mesir sebab sejak itu dunia internasional
menganggap Mesir telah merdeka, meskipun belum penuh. Sebaliknya, di pihak kaum
nasionalis Mesir tetap tetap menentangnya sebab Inggris tetap berhak atas empat
masalah pokok tersebut di atas. Itulah sebabnya, kaum nasionalisme Mesir terus
berjuang melawan Inggris untuk mencapai kemerdekaan penuh. Hal ini baru
terwujud setelah Perang Dunia II berakhir (Oktober 1954)
kontennya bagus, terimakasih
ReplyDeletemuqamat