Skip to main content

TOKOH PERGERAKAN DI DUNIA ISLAM

TOKOH PERGERAKAN DI DUNIA ISLAM

1.      Jamaluddin al-Afghani ( 1839-1897 M)
Jamaluddin al-Afghani dilahirkan pada tahun 1838 M. Ia dilahirkan dila¬hir-kan di As’adabad, dekat Konar wilayah Kabul. Beliau berasal dari satu keluarga penganut mazhab Hanafi dan keturunan al-Husein bin Ali bin Abi Thalib, kare-nanya ia bergelar Sayyid. Selain itu, ia juga berasal daru penguasa pada suatu distrik di Afghanistan.
Ketika berusia 18 tahun al-Afghani pergi ke India dan tinggal disana se¬la-ma 1 (satu) tahun sebelum menunaikan ibadah haji pada tahun 1857 M. Sekem-balinya di Afghanistan, ia memasuki dinas pemerintahan Amir Dost Muhamad Khan. Ketika Amir Dost meninggal dan digantikan oleh Sher Ali, ia diangkat sebagai Menteri. Tetapi, karena situasi poltik ketika itu tidak menentu, akirnya Amir Sher Ali dijatuhkan. Kejatuhan Amir Sher Ali juga berdampak pada kedudukan al-Afghani, hingga ia juga turun dari

jabatan itu.
Kampanye anti imprealisme dan kolonialisme Barat yang dilakukan Jamaluddin al-Afghani dipandang sangat membahayakan keberadaan bangsa-bangsa Barat di India, terutama Inggris. Pemerintah penjajahan Inggris di India sangat mengkhawatirkan pengaruh kekuatan al-Afghani, karena dinilai akan menghasut bangsa India yang kemudian akan melakukan gerakan perlawanan terhadap penjajah Inggris. Karena itu, al-Afghani selalu berhadapan dengan kekuatan penguasa Inggris dan seringkali dijebloskan ke penjara.
Upaya untuk meninggalkan lapangan politik dan menekuni bidang il¬mi-ah, ternyata tidak bertahan lama, karena ketika campur tangan Inggris me¬ning-kat dalam soal politik di Mesir, al-Afghani terpanggil untuk membela ke¬pen-tingan rakyat Mesir dari campur tangan Inggris. Untuk itu al-Afghani kembali ke kancah politik di Mesir, meskipun hanya 3 (tiga) tahun (1876-1879 M). Meskipun singkat, al-Afghani telah memberikan sumbangan pemikiran dan gerakan yang sangat besar bagi kepentingan perjuangan masyarakat Mesir pada periode berikutnya.
Pemikiran pembaharuan al-Afghani ini didasari atas keyakinan bahwa Islam adalah agama yang sesuai untuk semua bangsa, semua jaman dan semua keadaan. Kalau kelihatan ada pertentangan antara ajaran-ajaran Islam dengan kondisi yang dibawa perubahan jaman dan perubahan kondisi, penyesuaian dapat diperoleh dengan mengadakan interpretasi baru tentang ajaran-ajaran Islam seperti tercantum dalam al-Qur’an dan hadis. Untuk interpretasi itu diperlukan ijtihad dan pintu ijtihad baginya terbuka.
2.      Muhammad Abduh (1849-1905 M)
Nama lengkap Muhamad Abduh adalah Syaikh Muhamad bin Abduh bin Hasan Khairullah. Ia dilahirkan di Mahallat Nashr, di kabupaten al-Buhairah, Mesir pada tahun 1849 M. Abduh bukan berasal dari keluarga kaya, dan bukan pula dari keturunan bangsawan. Namun, ayahnya dikenal sebagai orang terhormat dan suka memberi pertolongan. Situasi yang dialaminya ketika lahir sangat tidak menguntungkan, karena penguasa Mesir bernama Muhamad Ali Pasha, bertindak sewenang-wenang. Ia memungut pajak begitu tinggi dari ma¬syarakat, sehingga banyak masyarakat yang berusaha menghin¬dar dari tagihan itu dengan cara berpindah tempat tinggal.
Pemikiran Muhamad Abduh dalam bidang Politik kekuasaan suatu pemerintahan atau kepala negara pelu dibatasi. Sebagai seorang manusia, menurutnya, kepala negara dapat saja berbuat salah. Pembatasan kekuasan ini dapat dilakukan melalui konstitusi. Konstitusi ini dibuat berdasarkan musyawarah dengan memperhatikan prinsip-prinsip keadilan.
Selain itu, Abduh juga menekankan perlu adanya kontrol sosial dalam penyelenggaraan suatu pemerintahan. Nasihat dari rakyat sebegai bentuk aspirasi yang dikembangkan, baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan dapat dijadikan sebagai alat kontrol masyarakat untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan kepala negara.
Muhamad Abduh sering melontarkan pemikirannya tentang hak dan ke-wajiban rakyat dalam berhadapan dengan penguasa. Ia juga menghimbau rak-yat Mesir untuk menyadari hak masing-masing sebagai warga negara dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pemikiran dan usaha Abduh dalam melakukan pembaharuan tidak se¬la-manya berjalan sesuai dengan keinginannya. Sebab, seringkali Abduh mendapat tantangan dari para ulama yang bersikukuh berpegang pada tradisi lama. Bahkan Abduh sendiri pernah dicap sebagai orang kafir dan dituduh tidak percaya kepada Tuhan.
Tuduhan kafir yang dilakukan para ulama yang diarahkan kepadanya, membuat banyak orang lebih tertarik lagi untuk mengetahui pemikiran-pe¬mi-kiran Abduh yang sebenarnya. Untuk membuktikan tuduhan itu, mereka mengikuti berbagai kegiatan ilmiah dan kuliah yang diadakan Abduh. Salah satu usaha pembaharuan yang telah dilakukannya adalah pem-baharuan dalam bidang pendidikan di al-Azhar. Meskipun usahanya boleh di-bilang gagal, tetapi Abduh telah berhasil memasukkan beberapa ilmu pengetahuan umum ke dalam kurikulum al-Azhar, seperti ilmu bumi, ilmu ukur, matematika dan aljabar. Karena itu, pemikiran Muhamad Abduh besar penga¬ruh¬nya di kalangan pemuda, meskipun Abduh telah wafat.
3.      Rasyid Ridla (1865-1935 M).
Nama lengkap Rasyid Ridla adalah al-Sayyid Muhammad Rasyid ibn Ridla. Ia dilahirkan pada hari Rabu tanggal 17 Jumadil Ula 1282 H/18 Oktober 1865 M di Qalamun, sebuah desa yang terletak di daerah pantai Laut Tengah, kira-kira tiga mil jauhnya dari kota Tripoli, Libanon.
Pemikiran Pembaharuan Ridla dalam Bidang Keagamaan menurut Rasyid Ridla, umat Islam membutuhkan pembaharuan di bidang agama, ilmu pengetahuan, sosial, politik, ekonami, dan lain-lain. Semuanya saling melengkapi, karena yang satu tidak akan terlaksana, kecuali dengan dilaksanakan sektor atau bidang lainnya. Meskipun begitu, ia akan mengarahkan perhatiannya hanya pada bidang agama., sosial,dan politik. Sebab pada tiga bidang itulah yang memerlukan perhatian serius guna memperbaiki keadaan umat Islam.

Dalam pandangannya, faktor penyebab kemunduran umat Islam adalah adalah karena mereka tidak lagi menganut ajaran-ajaran Islam yang benar. Selain itu, perilaku mereka banyak menyimpang dari ajaran-ajaran Islam yang benar. Bid’ah-bid’ah sudah banyak yang masuk ke dalam kepercayaan mereka. Misalnya, keyakinan tentang kekuatan batin yang dapat membuat sipemiliknya memperoleh apa saja yang dikehendakinya. Seperti halnya Muhamad Abduh, Rasyid Ridla juga menghargai akal manu¬sia. Meskipun penghargaannya tidak setinggi yang diberikan gurunya. Karena ia menghargai akal, ia juga sependapat dengan gurunya bahwa taklid harus dibas-mi dan ijtihad harus dikembangkan. Namun, perlu digaris bawahi di sini bahwa yang dimaksud dengan ijtihad bukanlah ijtihad yang liberal mencakup segala hal. Selanjutnya Rasyid Ridla mengatakan bahwa, semua umat Islam harus bersatu di bawah suatu keyakinan, satu sistem moral, satu sistem hukum dan undang-undang. Hukum dan undang-undang tidak akan dapat dijalani tanpa ada kekuasaan pemerintah. 

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN ILMIAH PROSES PEMBUATAN TAPE KETAN DAN TUAK

Kata Pengantar Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada hamba-Nya, khususnya bagi penulis yang telah mampu menyelesaikan laporan ilmiah yang berjudul ‘’ cara membuat Tape Ketan dan Tuak ’’. Dalam menulis laporan ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala – kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada Sabaruddin Ahmad S.Pd, selaku guru pembimbing yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga laporan ilmiah ini dapat terselesaikan. Disini kami juga menyampaikan, jika seandainya dalam penulisan laporan ilmiah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu kami dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ilmiah ini. Semoga apa yang diharapkan kami, selaku penulis dapat dicapai dengan sempurna. Singkawang, 14 febuari 2013 Penulis ...

KEMERDEKAAN NEGARA- NEGARA ISLAM DARI IMPERIALISME

KEMERDEKAAN NEGARA- NEGARA ISLAM DARI IMPERIALISME              Gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya partai-partai politik merupakan modal utama umat Islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan negara merdeka yang bebas dari pengaruh politik Barat. Disamping paskan itu, perjuangan mereka juga didukung oleh seluruh umat Islam di berbagai wilayah setempat yang menjadikan “kekuatan” yang dahsyat sehingga mereka dapat melepaskan diri dari belenggu imperialisme. Perjuangan mereka biasanya terwujud dalam bebrapa bentuk kegiatan, seperti (1) gerakan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun perjuangan bersenjata, dan (2) gerakan pendidikan dan propaganda dalam rangka mempersiapkan masyarakat menyambut dan mengisi kemerdekaan itu. Negara berpenduduk mayoritas muslim yang pertama kali berhasil memproklamasikan kemerdekaannya adalah Indonesia, yaitupadatanggal 17 Agustus 1945. Indonesia mer...

PETUNJUK PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN BAHAN MAKANAN

PETUNJUK PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN BAHAN MAKANAN A.    TUJUAN Mengetahui adanya karbohidrat, lemak, dan protein pada makanan. B.     ALAT DAN BAHAN Alat 1.        Tabung reaksi 2.        Mortar 3.        Plat tetes 4.        Kertas buram 5.        Pembakar Spirtus Bahan 1.        Larutan benedict (Fehling A + Fehling B) 2.        Larutan lugol 3.        Larutan biuret (NaOH 20% + CuSO4 0,1 M) 4.        Berbagai bahan makanan C.     CARA KERJA I.       UJI KARBOHIDRAT (AMILUM) 1.     Hancurkan bahan makanan yang akan diuji menggunakan mortar porselein. 2.     Masukkan masing-masing baha...