Skip to main content

Contoh Resensi Buku Penaklukan Pulau Jawa Karya Major William Thorn

Identitas Buku :

Judul
Penaklukan Pulau Jawa  
No. ISBN
9789792797312 
Penulis
Major William Thorn 
Penerbit
Tanggal terbit
Maret - 2011 
Jumlah Halaman

436 
Berat Buku
-
Jenis Cover
Soft Cover 
Dimensi(L x P)
-
Kategori
Sejarah Indonesia 
Bonus
Text Bahasa
Indonesia ·



Pendahuluan
Sebuah catatan perjalanan Mayor William Thorn dari Angkatan Bersenjata Inggris Raya yang dikirim ke Jawa (dan Malaya) untuk mempertahankan wilayah itu dari Perancis. Dalam buku ini kita dapat melihat keadaan Jawa (Jakarta, Cirebon, Semarang dan khususnya Yogyakarta) di masa penjajahan, lengkap dengan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Jawa saat itu. Menarik pula untuk diikuti adalah situasi seputar kesultanan Yogyakarta, yang mendapat perhatian Mayor William Thorn cukup banyak dalam catatan perjalanan ini.

Sinopsis Buku :
Peperangan era Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte (1799-1815) mengubah wajah dunia ketika itu, khususnya di Benua Eropa. Perang itu sebetulnya bersifat kontinental, karena berlangsung di Benua Eropa, tapi kemudian merembet ke daerah-daerah koloni masing-masing negara yang terlibat, salah satunya Hindia Belanda (Jawa). Inggris saat itu adalah lawan yang paling tangguh bagi Prancis, terutama armada lautnya. Bahkan, Inggrislah kemudian yang mengakhiri kekuasaan Napoleon pada 18 Juni 1815 dalam pertempuran Waterloo.
Pasukan Inggris di bawah kepemimpinan Lord Minto dan Letnan Jenderal Sir Samuel Auchmuty juga yang mengakhiri kekuasaan Prancis di Jawa. Jawa sebelumnya merupakan bagian dari koloni Belanda, tapi setelah Belanda dikuasai Prancis, kekuasaan atas Jawa pun berpindah ke tangan Prancis. Prancis kemudian menunjuk Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Ia memerintah di sana dari 1808-1811. Secara keseluruhan, Jawa diambil alih Inggris melalui pertempuran yang sengit di beberapa tempat, seperti di Batavia, Yogyakarta, Semarang, Surabaya hingga Madura.
Buku karya William Thorn ini merekam cukup detail penaklukan Jawa oleh Inggris, karena ia adalah salah satu tentara Inggris dengan pangkat Brigadir Mayor pada divisi pimpinan Sir Robert Rollo Gillespie. Sebelum ekspedisi ke Jawa, Thorn berpangkat letnan dan terdaftar sebagai pasukan Light Dragoon ke-29 di India selama perang Maratha tahun 1803-1805, dan ikut terlibat dalam penaklukan Aligarth, Delhi, dan Agra tahun 1803. Ia juga ikut dalam penyergapan Bharatpur pada 1805. Pada 1807, Thorn dipromosikan sebagai kapten dan diangkat sebagai brigadir mayor, ditempatkan di pangkalan militer di Bangalore. Ia juga berpartisipasi dalam penaklukan Mauritius pada 1810. Thorn meninggal pada 29 November 1843, di Neuwied, yang terletak di Sungai Rhine, setelah menyatakan pensiun pada 1825.
Dalam buku yang selesai ditulis pada 1813 dan diterbitkan pada 1815 di London, Thorn tidak hanya mencatat jalannya peperangan yang terjadi di Jawa, terutama, yang kemudian berlanjut ke wilayah-wilayah lainnya, seperti Sumatera (Palembang), Kalimantan (Banjarmasin), Sulawesi (Makassar), hingga Maluku (Ambon). Ia juga mencatat cukup detail kondisi sosiokultural masyarakat setempat. Tentang pola hidup masyarakat, kondisi lingkungan (iklim), mata pencarian, struktur pemerintahan hingga tingkat bawah warisan Belanda, kota-kota, jalan-jalan, dan sungai-sungainya. Sebagian besar catatan itu mulanya ditulis Thorn untuk kepentingan militer Inggris, misalnya untuk mengetahui lokasi-lokasi benteng pertahanan, pos-pos militer, kota-kota, dan pangkalan-pangkalan militer, lengkap dengan peta grafisnya. Tapi, Thorn kemudian melengkapinya dengan catatan-catatan lainnya. Thorn ini semasa dengan Sir Thomas Stamford Bingley Raffles yang mulai 1811 menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda setelah Jawa berhasil ditaklukkan. Seperti halnya Thorn, Raffles juga penulis buku tentang Jawa. Namun, bukunya yang berjudul History of Java baru terbit pada 1817, dua tahun setelah buku Thorn ini terbit.
Seluruh penduduk Pulau Jawa dalam catatan Thorn ketika itu diperkirakan berjumlah 5 juta jiwa. Orang-orang pribumi bisa dikelompokkan berada dalam dominasi orang-orang Jawa dan orang-orang Melayu. Orang-orang Eropa terhitung sedikit, seperti halnya China dan Arab. Orang-orang Melayu dikenal nekat dan suka merantau karena watak mereka yang gemar menjarah, berperang, dan melaut. Mereka ini, menurut Thorn, umumnya lamban, tapi juga di saat bersamaan grasak-grusuk, pendendam, dan pemberontak, serta tidak bisa dipercaya (hlm 216). Meski begitu, keberanian mereka tidak perlu dipertanyakan lagi. Mereka tidak takut mati.Dibandingkan dengan etnis Melayu, etnis Jawa jauh lebih banyak. Etnis ini terutama mendiami daerah pedalaman. Secara umum, mereka merupakan penggarap tanah (masyarakat agraris). Dalam pandangan Thorn, etnis Jawa ini dinilai luar biasa lamban, dan boleh dikatakan tidak ada dorongan positif apa pun, ataupun didorong suatu kebutuhan hidup, ataupun menuntut kesenangan hidup, yang bisa membangkitkan mereka dari kondisi yang apatis itu, yang wajar-wajar saja bagi mereka (hlm 218). Thorn cukup heran dengan kondisi seperti itu, padahal penguasa mereka (Belanda) dianggap jelas-jelas sangat lalim.
Secara fisik, Thorn melihat etnis Jawa jauh lebih menarik daripada etnis Melayu. Kaum perempuannya juga memiliki bentuk wajah yang lebih menarik dibandingkan perempuan-perempuan Melayu. Mereka biasanya memakai kebaya dan kain panjang hitam, dengan stagen lebar yang melingkari tubuh, yang berfungsi sebagai pakaian dalam. Kaum laki-lakinya berbaju panjang katun warna hitam, berikut sarung yang diikat di pinggang atau sepasang celana selutut. Orang-orang dari kelas sosial yang lebih tinggi berdandan dengan kain bermotif, sutra, dan beludru yang sangat mereka sukai berhiaskan sulaman. Mereka memakainya terutama ketika mendatangi acara-acara perayaan dan acara-acara umum lainnya. Agama mereka umumnya Islam. Namun, untuk etnis Jawa, dalam beberapa hal terjadi percampuran dengan tradisi Hindu (sinkretis).

Kelebihan dan Kekurangan Buku :
Kelebihan :
Buku ini menjadi salah satu rujukan berharga untuk melihat sosiokultural masyarakat Jawa abad ke-19 ketika Jawa dikuasai Inggris, selain tentu saja jalannya perang Inggris di Jawa. Meski kekuasaan Inggris tidak lama di Jawa, karena seiring kekalahan Napoleon pada 1815, Jawa dan Hindia Belanda secara keseluruhan dikembalikan kepada Belanda, tapi catatan Thorn menjadi peninggalan penting untuk melihat Jawa ketika itu.
Bahasa dalam buku mudah dipahami karena alur ceritanya kronologis, bahasanya yang mudah dimengerti membuat pembaca dengan mudah memahami isi buku.
Kekurangan :
            Buku ini sangat eropasentrisme, dimana penulis mengagungkan pasukan Inggris, dan Kerajaan Inggris pada saat itu. Dimana penulis juga memandang rendah kebudayaan Hindia Belanda pada saat itu.

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN ILMIAH PROSES PEMBUATAN TAPE KETAN DAN TUAK

Kata Pengantar Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada hamba-Nya, khususnya bagi penulis yang telah mampu menyelesaikan laporan ilmiah yang berjudul ‘’ cara membuat Tape Ketan dan Tuak ’’. Dalam menulis laporan ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala – kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada Sabaruddin Ahmad S.Pd, selaku guru pembimbing yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga laporan ilmiah ini dapat terselesaikan. Disini kami juga menyampaikan, jika seandainya dalam penulisan laporan ilmiah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu kami dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ilmiah ini. Semoga apa yang diharapkan kami, selaku penulis dapat dicapai dengan sempurna. Singkawang, 14 febuari 2013 Penulis ...

KEMERDEKAAN NEGARA- NEGARA ISLAM DARI IMPERIALISME

KEMERDEKAAN NEGARA- NEGARA ISLAM DARI IMPERIALISME              Gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya partai-partai politik merupakan modal utama umat Islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan negara merdeka yang bebas dari pengaruh politik Barat. Disamping paskan itu, perjuangan mereka juga didukung oleh seluruh umat Islam di berbagai wilayah setempat yang menjadikan “kekuatan” yang dahsyat sehingga mereka dapat melepaskan diri dari belenggu imperialisme. Perjuangan mereka biasanya terwujud dalam bebrapa bentuk kegiatan, seperti (1) gerakan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun perjuangan bersenjata, dan (2) gerakan pendidikan dan propaganda dalam rangka mempersiapkan masyarakat menyambut dan mengisi kemerdekaan itu. Negara berpenduduk mayoritas muslim yang pertama kali berhasil memproklamasikan kemerdekaannya adalah Indonesia, yaitupadatanggal 17 Agustus 1945. Indonesia mer...

PETUNJUK PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN BAHAN MAKANAN

PETUNJUK PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN BAHAN MAKANAN A.    TUJUAN Mengetahui adanya karbohidrat, lemak, dan protein pada makanan. B.     ALAT DAN BAHAN Alat 1.        Tabung reaksi 2.        Mortar 3.        Plat tetes 4.        Kertas buram 5.        Pembakar Spirtus Bahan 1.        Larutan benedict (Fehling A + Fehling B) 2.        Larutan lugol 3.        Larutan biuret (NaOH 20% + CuSO4 0,1 M) 4.        Berbagai bahan makanan C.     CARA KERJA I.       UJI KARBOHIDRAT (AMILUM) 1.     Hancurkan bahan makanan yang akan diuji menggunakan mortar porselein. 2.     Masukkan masing-masing baha...