VI-1 Kalimantan Terlepas, 1661M
Sukadana masih dianggap sebagai bagian dari kerajaan, karena Ngabei Wangsaraja, penguasa Semarang dimana ia diberi tugas mengawasi daerah tersebut. Namun beberapa tahun kemudian, Sunan menjadi sangat marah karena Banjarmasin dan Sukadana tidak datang bersembah kepadanya. Secara resmi, kedua yaitu Sukadana dan Martapura kerajaan Kalimantan menghentikan pemberian sembahnya kepada Sunan. Sukadana mencari dukungan dari Banjarmasin supaya dapat lebih baik mempertahankan diri dari serangan Mataram. Sunan memerangi raja Kalimantan dan juga Jambi dimana semua pelabuhan harus mempersiapkan kapal-kapal perang jika mereka tidak segera datang untuk memberi sembah.
VI-2 Mataram dan Makassar
Kapal dan rakyat Makassar tidak lagi datang ke Mataram dan tiada lagi utusan yang dikirim Makassar ke Mataram dimana Makassar tidak lagi tertarik kepada Mataram setelah tercapainya perdamaian dengan orang Belanda. Namun, Kerajaan Makassar memerlukan dukungan yang kuat untuk melawan Kompeni di kepulauan rempah. Maka dari itu, Makassar berusaha mencari dukungan dari raja yang paling berkuasa di Nusantara dimana kekuatan di laut tidak begitu besar, namun kekuatan yang sebenarnya ada di daratan. Di pihak lain, Mataram menghargai pendekatan yang telah dilakukan oleh Makassar. Sunan bersetuju jika Makassar mahu mengakui Mataram sebagai atasannya dengan memberikan upeti dan hormat khidmat tetapi sulit untuk Makassar memenuhi.
VI-3 Perutusan Mataram yang Pertama, 1656M-1657M
Ngabei Martanata mengirim seorang utusan dari Makassar kepada Sunan dengan membawa sepucuk hadiah, hadiah dan menawarkan jasa dimana ketika ia datang Kompeni dan Matram tengah mengalami bentrok yang menyebabkan penutupan pelabuhaa. Setelah itu hubungan antara Kompeni dan Mataram serta Mataram dan Makassar berjalan baik. Perutusan tersebut memohon agar diberikan sebuah perahu, ingin memelihara pertalian persahabatan dan mengharapkan sekali dapat menghadap Sunan untuk memberi sembah. Namun semua permintaan tersebut ditolak dengan alasan bahwa orang Makassar tidak layak menghadap Sunan dan ini membuat Kompeni berasa gembira. Perutusan Makassar yang pertama sama sekali gagal.
VI-4 Perutusan Makassar yang Kedua, 1658M-1659M
Tiba utusan dari Makassar yang kedua dimana adanya perkembangan yang lebih baik daripada perutusan yang lalu. Utusan itu menawarkan jasanya malawan orang Bali dan orang Belanda. Sunan berusaha agar Mataram diakui sebagai penguasa tunggal di Kepulauan Nusantara. Terbentuknya sebuah Pakta Mataram-Makassar dimana kedua pihak bekerja sama untuk melawan Kompeni dan berkesepakatan bahwa setiap tahun mereka akan saling mengirimkan utusan. Maka dengan perjanjian, mereka dikehendaki saling setia. Orang Jawa membalas hadiah Makassar dengan sesuatu yang dianggap terlalu kecil dan ini menimbulkan amarah kepada utusan. Koja Ibrahim memberitahu kepada Raja bahwa tidak perlu lagi mengirim utusan ke Mataram karena mereka tidak dibenarkan untuk masuk serta mereka tidak dilayan dengan baik.
Comments
Post a Comment