Skip to main content

Hubungan Kerajaan Mataram Islam dengan dengan Kompeni

VII-1 Tercapainya Perdamaian, 1646M 
Beberapa syarat perdamaian. Hasil perundingan di Batavia dituangkan dalam enam fasal. Menurut pasal 1, Kompeni akan mengirim perutusan setiap tahun kepada Sunan. Pasal 2, jika Sunan meminta, pihak Belanda bersedia mengangkut para ulama. Misalnya ke Mekah. Pasal 3, semua orang Belanda yang ditawan di Mataram akan dibebaskan kecuali yang telah disunat dan yang kebanyakan sudah beristri wanita Jawa, mereka semua telah dibebaskan. Pasal 4, dilakukan saling penyerahan orang-orang yang berutang. Konsekuensi kedudukan sebagai vazal, menurut pengertian Jawa membawa keharusan untuk membantu Sunan dalam setiap peperangan yang dilakukan namun Kompeni tidak mau kecuali hanya mendukung Raja ketika menghadapi musuh. Kompeni juga tidak dapat menerima permintaan supaya semua pedagang di bawah kekuasaan Raja boleh secara bebas berlayar dan berdagang di mana-mana dan tidak akan merintangi orang Melayu yang menuju Istana yang berarti hancurnya sistem perdagangan Kompeni. Pasal 6, melarang pelayaran bebas di Kepulauan Maluku dan lebih jauh di Malaka.
VII-2 Perutusan Hermansz, 1646M
Perutusan tiba ke Mataram yang bertugas untuk memberikan hormat kepada Sunan baru dan menyampaikan hadiah mengusahakan pengesahan perjanjian perdamaian yang telah dicapai. Utusan Belanda memohon supaya perjanjian pakta perdamaian diumumkan seluruh negeri. Sunan juga mengajukan permintaan agar Kompeni membantunya dalam menghadapi Banten, namun permintaan tersebut ditolak dengan hormat karena Pemerintah Kompeni baru saja mengadakan perjanjian perdamaian selama sepuluh tahun dengan Banten. Perdamaian telah disahkan oleh Sunan dan memberikannya serba sedikit hadiah. Pemerintah Kompeni merasa puas sekali, meskipun usaha untuk membebeaskan sisa tawanan sama sekali tidak berhasil. Jan Hermansz terlalu keras mendesak Tumenggung Wiraguna supaya membebaskan tawanan Belanda, maka tumenggung itu memerintahkan agar seperuh dari tawanan itu dibunuh.
VII-3 Perutusan Wondeeraer-Van Goens, 1648M
Pihak Kompeni meminta maaf dan menyatakan bahwa kapal-kapal yang membawa barang khusus dari Belanda dan pakaian khusus dari Koromandel belum kunjung tiba dan bahkan jawaban surat kedua mengatakan bahwa tidak dapat mempercepat pengiriman utusan Belanda Kolektur Jenderal Sebald Wonderaer diutus ke istana Mataram. Perutusan ini disertai oleh Kepala Perdagangan Rijklof van Goens dan kapten Melayu, Encik Ahmat yang ingin menunjukkan kepada Raja bahwa banyak sekali rakyatnya yang berlayar ke Perak dan memperlancar penyerahan orang-orang Cina yang berutang. Diantaranya hadiah yang dikirim tiga ekor kuda Persia. Penerimaan mereka baik sekali dan Raja menjamu mereka dengan ramah dimana Raja menunda niatnya untuk berburu ke selatan.
VII-4 Perutusan Van Goens yang kedua, 1649M
Tugas Van Goens dan Encik Ahmat adalah memohon penyerahan beberapa orang Cina dan perhatian Raja supaya berkenan memelihara dengan lebih baik ketertiban dan keamanan dalam kerajaan, khususnya di pelabuhan-pelabuhan laut, sehingga penduduk Batavia bebas dari gangguan, kekerasan dan pembunuhan. Para utusan disambut dengan baik dan Sunan berjanji akan mengirimkan beras sebanyak 150 ton kepada Gubernur Jenderal.
VII-5 Perutusan Van Goens yang ketiga, 1651M
Sama seperti perutusan yang lalu terjadi perlambatan yang disertai oleh Van Goens, Encik Ahmat dan Dirck Schouten calon kepala dagang. Sunan menerima hadiah dari Belanda dan juga sebaliknya yaitu dua meriam perunggu, kuda Persia, kembang api, lima lukisan. Sunan menyediakan loji untuk Belanda di Batavia.










Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

LAPORAN ILMIAH PROSES PEMBUATAN TAPE KETAN DAN TUAK

Kata Pengantar Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada hamba-Nya, khususnya bagi penulis yang telah mampu menyelesaikan laporan ilmiah yang berjudul ‘’ cara membuat Tape Ketan dan Tuak ’’. Dalam menulis laporan ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala – kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada Sabaruddin Ahmad S.Pd, selaku guru pembimbing yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga laporan ilmiah ini dapat terselesaikan. Disini kami juga menyampaikan, jika seandainya dalam penulisan laporan ilmiah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu kami dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ilmiah ini. Semoga apa yang diharapkan kami, selaku penulis dapat dicapai dengan sempurna. Singkawang, 14 febuari 2013 Penulis  

laporan ilmiah pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan kacang hijau

Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh karena masih banyak para petani yang belum memaksilmalkan pengunaan pupuk kandang ( kotoran sapi). Penulis melakukan penelitian pertumbuhan tanamankacang hijau dengan persentase pupuk kandang yang berbeda-beda. Dari berbagai dasar-dasar teori telah dipaparkan kandungan-kandungan dalam pupuk kandang. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, memang benar bahwa pupuk kandang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau. Dan dari penelitian kami, pupuk kandang yang baik harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu, dan harus sesuai dengan kondisi tanah, contohnya kalau tanah yang memiliki kadar nutrisinya rendah akan membutuhkan presentase pupuk kandang yang lebih banyak. Bab 1 : Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai produsen di muka bumi ini. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, salah satunya adalah nutrisi. Salah satu sumber nutrisi adalah pupuk

KEMERDEKAAN NEGARA- NEGARA ISLAM DARI IMPERIALISME

KEMERDEKAAN NEGARA- NEGARA ISLAM DARI IMPERIALISME              Gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya partai-partai politik merupakan modal utama umat Islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan negara merdeka yang bebas dari pengaruh politik Barat. Disamping paskan itu, perjuangan mereka juga didukung oleh seluruh umat Islam di berbagai wilayah setempat yang menjadikan “kekuatan” yang dahsyat sehingga mereka dapat melepaskan diri dari belenggu imperialisme. Perjuangan mereka biasanya terwujud dalam bebrapa bentuk kegiatan, seperti (1) gerakan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun perjuangan bersenjata, dan (2) gerakan pendidikan dan propaganda dalam rangka mempersiapkan masyarakat menyambut dan mengisi kemerdekaan itu. Negara berpenduduk mayoritas muslim yang pertama kali berhasil memproklamasikan kemerdekaannya adalah Indonesia, yaitupadatanggal 17 Agustus 1945. Indonesia merdeka dari penjajahan Jepang setelah Jepang dikalahkan oleh