Pesisir Pantai Utara Jaw
Dipesisir pantai utara Jawa, hutan mangrove dapat ditemukan di Kendal, Semarang, Demak, Jepara, pesisir Tegal dan Pemalang. Hutan mangrove memiliki fungsi ekonomis sebagi penghasil kayu dan daun-daunan yang bisa digunakn untuk bahan baku obat. Hal ini dimanfaatkan penduduk pesisir sebagi mata pencaharian alternatif.
Budidaya rumput laut
Potensi rumput laut di perairan Indonesia mencakup areal seluas 26.700 ha dengan potensi produksi sebesar 482.400 ton/tahun. Melihat besarnya potensi pemanfaatan rumput laut, terutama untuk ekspor, angka peluang untuk masuk dalam usaha ini amat besar, apalagi daerah pesisir pantai utara Jawa secara geografis sangat cocok untuk usaha budidaya rumputlaut. Keterlibatan semua pihak dalam teknologi pembudidayaan dan pemasaran merupakan factor yang menentukan dalam menggairahkan masyarakat dalam mengembangkan usaha budidaya rumput laut.
Pariwisata
Beberapa daerah di pesisir utara Jawa berpotensi menjadi obyek wisata dan dapat menjadi sumber matapencaharian masyarakat sekitarnya. Pantai tersebut diantaranya adalah pantai Pasir Kencono di Pekalongan, Pantai Ujung Negoro di Batang, Pantai Pasir Putih Tasikharjo di Rembang.
Home industry pengolahan produk makanan
Beberapa alternatif usaha yang cocok dikembangkan di daerah pesisir antara lain pengolahan rumputlaut menjadi dodol, cendol, agar, manisan. Selain itu juga terdapat pengolahan abon ikan, nugget ikan, dan tepung ikan. Selain itu juga bisa dijadikan ikan fillet, ekstrak ikan, kecap ikan dan minyak ikan.
Rembang
Di kawasan kawasan Rembang, tambak merupakan pemandangan umum, baik tambak udang dan bandeng maupun tambak garam. Pada musim penghujan, tambak garam yang bersalinitas tinggi biasanya juga diubah menjadi tambak bandeng, sehingga kawasan ini menjadi pemasok bandeng budidaya terbesar di Jawa Tengah setelah kabupaten tetangga baratnya, Pati. Kawasan pesisir Rembang juga menjadi penghasil garam terbesar di Jawa Tengah. Pertambakan ditemukan sepanjang pantai mulai dari Pecangakan hingga Lasem.
Pekalongan
Mata pencaharian pokok penduduk Pekalongan ialah pembatikan dan pertekstilan yang banyak dilakukan oleh orang Jawa, Cina dan Arab. Pembatikan merupakan bagian yang terbesar, baik jumlah perusahaannya maupun produksinya. Pekalongan memang sangat terkenal dengan kerajinan batiknya. Sentra kerajinan batik ini tersebar di wilayah kota dan kabupaten Pekalongan. Menurut Departemen perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah tahun 1999 tercatat terdapat 16 sentra batik di wilayah kodya dengan jumlah unit usaha sebanyak 476 unit usaha, dan 19 sentra batik di wilayah kabupaten Pekalongan dengan jumlah usaha sebanyak 670 unit usaha. Dari data di atas terlihat bahwa potensi industri kerajinan batik kota Pekalongan menempati posisi kedua setelah Kota Surakarta. Selain dikenal dengan pusat industri kerajinan batik di wilayah pantai utara Jawa, Pekalongan juga dikenal dengan kerajinan tenun tradisional dengan mempergunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Batik yang dihasilkan Pekalongan berdasarkan pembuatannya terdiri dari batik tulis, batik cap, batik printing dan batik kombinasi. Batik tulis saat ini terdapat di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.
Kendal
Matapencaharian di daerah Kendal diwarnai berbagai sektor, antara lain perindustrian, perkebunan, pertanian, prikanan dan perdagangan. Industri yang telah berkembang sejak jaman kolonial yaitu Pabrik Gula Cepiring. Perkembangan bidang perkebunan di Kendal juga dipengaruhi oleh perkembangan perindustrian di Kendal. Perkebunan milik swasta yang berkembang di Kendal adalah perkebunan dengan jenis tanaman seperti kopi, teh, dan tebu. Area perkebunan pada wilayah Kendal hampir secara keseluruhan berada pada daerah perbukitan dan lereng gunung. Kawasan pertanian dapat dijumpai pada beberapa tempat yang hampir di seluruh kawasan Kecamatanan yang ada memiliki kawasan pertanian terutama berupa persawahan. Dalam pengenalan mengenai jenis-jenis sawah, di Kendal terdapat beberapa jenus sawah yang diklasifikasikan menurut kondisi geografis. Dari jenis sawah tersebut maka jenis tanaman pun beragam.
Lahan sawah rawa : lahan yang biasanya ditanami padi dan pengairannya berasal dari sistem perembesan air rawa.
Lahan sawah tadah hujan : merupakan lahan sawah yang pengairannya tergantung dari curah hujan.
Lahan sawah lebak : merupakan lahan sawah yang pengairannya berasal dari reklamasi rawa lebak.
Lahan sawah irigasi : merupakan lahan sawah yang sistem pengairannya berasal dari air sungai.
Dari beberapa tipe persawahan tersebut di Kendal memiliki beberapa komoditi pertanian seperti padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang panjang, kacang panjang, ubi-ubian, dan tomat. Sebagian masyarakat Kendal bagian selatan yang tinggal di dekat pusat kota mayoritas penduduknya adalah pedagang dan juga ada yang berprofesi sebagai petani. Pada kawasan Kendal bagian selatan ini masih terdapat tanah persawahan yang cukup luas, dan juga tanah perkebunan yang hampir seimbang dengan area pertanian.
Kawasan Kendal bagian utara memiliki potensi untuk perkembangan perikanan terutama untuk jenis udang, kepiting dan juga bandeng. Selain itu masyarakat pesisir Kendal juga menggantungkan kehidupannya dengan hasil laut. Selain sebagai nelayan, perkembangan pertambakan di kawasan pesisir Kendal juga menjadi salah satu daya tarik bagi nelayan. Komunitas pertokoan di hampir setiap pusat perdagangan di Kendal biasanya didominasi oleh kepemilikan Tionghoa meskipun demikian Pemerintah juga tetap berusaha meningkatkan perekonomian pribumi dengan mengembangkan beberapa sarana penunjang untuk perdagangan. Hal tersebut dikarenakan kekuatan perekonomian suatu wilayah di pengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian tiap daerah administrasinya. Sejak masa Kolonial Hindia Belanda, keberadaan pasar pada setiap district sudah menjadi salah satu faktor utama pengembangan masyarakat dalam upayanya mencukupi kebutuhan hidupnya.
Cirebon
Mata pencaharian masyarakat Cirebon bervariatif seperti nelayan, pedagang, petani dan industri. Cirebon terkenal dengan mata pencaharian nelayan dimana Cirebon adalah salah satu pemasok terbesar terasi. Hal ini bisa kita urut dari sejarah bahwa Cirebon adalah pelabuhan. Selain itu dari segi nama Cirebon memiliki arti Ci adalah air dan Rebon adalah udang. Di daerah pesisir selatan Cirebon mayoritas masyarakat memiliki mata pencaharian sebagai nelayan.
Dipesisir pantai utara Jawa, hutan mangrove dapat ditemukan di Kendal, Semarang, Demak, Jepara, pesisir Tegal dan Pemalang. Hutan mangrove memiliki fungsi ekonomis sebagi penghasil kayu dan daun-daunan yang bisa digunakn untuk bahan baku obat. Hal ini dimanfaatkan penduduk pesisir sebagi mata pencaharian alternatif.
Budidaya rumput laut
Potensi rumput laut di perairan Indonesia mencakup areal seluas 26.700 ha dengan potensi produksi sebesar 482.400 ton/tahun. Melihat besarnya potensi pemanfaatan rumput laut, terutama untuk ekspor, angka peluang untuk masuk dalam usaha ini amat besar, apalagi daerah pesisir pantai utara Jawa secara geografis sangat cocok untuk usaha budidaya rumputlaut. Keterlibatan semua pihak dalam teknologi pembudidayaan dan pemasaran merupakan factor yang menentukan dalam menggairahkan masyarakat dalam mengembangkan usaha budidaya rumput laut.
Pariwisata
Beberapa daerah di pesisir utara Jawa berpotensi menjadi obyek wisata dan dapat menjadi sumber matapencaharian masyarakat sekitarnya. Pantai tersebut diantaranya adalah pantai Pasir Kencono di Pekalongan, Pantai Ujung Negoro di Batang, Pantai Pasir Putih Tasikharjo di Rembang.
Home industry pengolahan produk makanan
Beberapa alternatif usaha yang cocok dikembangkan di daerah pesisir antara lain pengolahan rumputlaut menjadi dodol, cendol, agar, manisan. Selain itu juga terdapat pengolahan abon ikan, nugget ikan, dan tepung ikan. Selain itu juga bisa dijadikan ikan fillet, ekstrak ikan, kecap ikan dan minyak ikan.
Rembang
Di kawasan kawasan Rembang, tambak merupakan pemandangan umum, baik tambak udang dan bandeng maupun tambak garam. Pada musim penghujan, tambak garam yang bersalinitas tinggi biasanya juga diubah menjadi tambak bandeng, sehingga kawasan ini menjadi pemasok bandeng budidaya terbesar di Jawa Tengah setelah kabupaten tetangga baratnya, Pati. Kawasan pesisir Rembang juga menjadi penghasil garam terbesar di Jawa Tengah. Pertambakan ditemukan sepanjang pantai mulai dari Pecangakan hingga Lasem.
Pekalongan
Mata pencaharian pokok penduduk Pekalongan ialah pembatikan dan pertekstilan yang banyak dilakukan oleh orang Jawa, Cina dan Arab. Pembatikan merupakan bagian yang terbesar, baik jumlah perusahaannya maupun produksinya. Pekalongan memang sangat terkenal dengan kerajinan batiknya. Sentra kerajinan batik ini tersebar di wilayah kota dan kabupaten Pekalongan. Menurut Departemen perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah tahun 1999 tercatat terdapat 16 sentra batik di wilayah kodya dengan jumlah unit usaha sebanyak 476 unit usaha, dan 19 sentra batik di wilayah kabupaten Pekalongan dengan jumlah usaha sebanyak 670 unit usaha. Dari data di atas terlihat bahwa potensi industri kerajinan batik kota Pekalongan menempati posisi kedua setelah Kota Surakarta. Selain dikenal dengan pusat industri kerajinan batik di wilayah pantai utara Jawa, Pekalongan juga dikenal dengan kerajinan tenun tradisional dengan mempergunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Batik yang dihasilkan Pekalongan berdasarkan pembuatannya terdiri dari batik tulis, batik cap, batik printing dan batik kombinasi. Batik tulis saat ini terdapat di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.
Kendal
Matapencaharian di daerah Kendal diwarnai berbagai sektor, antara lain perindustrian, perkebunan, pertanian, prikanan dan perdagangan. Industri yang telah berkembang sejak jaman kolonial yaitu Pabrik Gula Cepiring. Perkembangan bidang perkebunan di Kendal juga dipengaruhi oleh perkembangan perindustrian di Kendal. Perkebunan milik swasta yang berkembang di Kendal adalah perkebunan dengan jenis tanaman seperti kopi, teh, dan tebu. Area perkebunan pada wilayah Kendal hampir secara keseluruhan berada pada daerah perbukitan dan lereng gunung. Kawasan pertanian dapat dijumpai pada beberapa tempat yang hampir di seluruh kawasan Kecamatanan yang ada memiliki kawasan pertanian terutama berupa persawahan. Dalam pengenalan mengenai jenis-jenis sawah, di Kendal terdapat beberapa jenus sawah yang diklasifikasikan menurut kondisi geografis. Dari jenis sawah tersebut maka jenis tanaman pun beragam.
Lahan sawah rawa : lahan yang biasanya ditanami padi dan pengairannya berasal dari sistem perembesan air rawa.
Lahan sawah tadah hujan : merupakan lahan sawah yang pengairannya tergantung dari curah hujan.
Lahan sawah lebak : merupakan lahan sawah yang pengairannya berasal dari reklamasi rawa lebak.
Lahan sawah irigasi : merupakan lahan sawah yang sistem pengairannya berasal dari air sungai.
Dari beberapa tipe persawahan tersebut di Kendal memiliki beberapa komoditi pertanian seperti padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang panjang, kacang panjang, ubi-ubian, dan tomat. Sebagian masyarakat Kendal bagian selatan yang tinggal di dekat pusat kota mayoritas penduduknya adalah pedagang dan juga ada yang berprofesi sebagai petani. Pada kawasan Kendal bagian selatan ini masih terdapat tanah persawahan yang cukup luas, dan juga tanah perkebunan yang hampir seimbang dengan area pertanian.
Kawasan Kendal bagian utara memiliki potensi untuk perkembangan perikanan terutama untuk jenis udang, kepiting dan juga bandeng. Selain itu masyarakat pesisir Kendal juga menggantungkan kehidupannya dengan hasil laut. Selain sebagai nelayan, perkembangan pertambakan di kawasan pesisir Kendal juga menjadi salah satu daya tarik bagi nelayan. Komunitas pertokoan di hampir setiap pusat perdagangan di Kendal biasanya didominasi oleh kepemilikan Tionghoa meskipun demikian Pemerintah juga tetap berusaha meningkatkan perekonomian pribumi dengan mengembangkan beberapa sarana penunjang untuk perdagangan. Hal tersebut dikarenakan kekuatan perekonomian suatu wilayah di pengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian tiap daerah administrasinya. Sejak masa Kolonial Hindia Belanda, keberadaan pasar pada setiap district sudah menjadi salah satu faktor utama pengembangan masyarakat dalam upayanya mencukupi kebutuhan hidupnya.
Cirebon
Mata pencaharian masyarakat Cirebon bervariatif seperti nelayan, pedagang, petani dan industri. Cirebon terkenal dengan mata pencaharian nelayan dimana Cirebon adalah salah satu pemasok terbesar terasi. Hal ini bisa kita urut dari sejarah bahwa Cirebon adalah pelabuhan. Selain itu dari segi nama Cirebon memiliki arti Ci adalah air dan Rebon adalah udang. Di daerah pesisir selatan Cirebon mayoritas masyarakat memiliki mata pencaharian sebagai nelayan.
Comments
Post a Comment