Skip to main content

Sejarah Penyebaran Agama Islam di Sulawesi atau Islamisasi Makassar Resuman Buku ISLAMISASI MAKASSAR Karya J.NOORDUYNI

Willem Cornelisz Schouten, terkenal karena penjajahan yang dilakukannya bersama Jacob Le Maire yang telah ikut serta dalam pelayaran ke Indonesia di bawah pimpinan Laksamana Wolphert Harmensz. Dia melakukan pelayaran pada tahun 1603 dibawah pimpinan Steven van der Haghen yang berjalan lambat dengan menggunakan kapal Delft dan Enkhuizen dan tiba di Banten tanggal 21 Agustus 1605 dari Hindia - Muka. Pada bulan September, Schouten sebagai nahkoda berpindah ke kapal Enkhuizen bersama dengan surat - surat tentang pelajaran Van Der Haghen. Sementara kapal Enkhuizen diperuntukan untuk tinggal di Hindia – Belanda. Kunjungan Schouten ke Makassar dengan kapal "de SwarteLeeuw" pada akhir 1605.

Leursen termasuk orang-orang yang ditinggalkan di Banda oleh Wolphert Harmensz. Tiele hendak memberi pesan bahwa Leursen telah dipindahkan ke sana sebagai akibat hubungan dengan Makassar. Berdasarkan pengalamannya sendiri, dia telah dapat memberikan keterangan – keterangan bahwa antara orang Makassar yang kafir sudah masuk Islam. Dalam sebuah catatan yang ditulisnya setelah dia kembali ke negeri Belanda dalarn bulan September 1608, Matelief mengatakan bahwa raja Goa telah memeluk agama Islam. Kiranya dapat dicari dengan hubungan sebuah berita dari sumber Ternate, yang sudah di umumkan oleh Valetijn. Bahwa Sultan Ternate, Babullah, kira - kira tahun 1580 telah datang ke Makasar, disana mengadakan persekutuan dengan Karaeng dan menuntut agar Karaeng masuk Agama Islam. Namun ternyata, ini kurang berhasil dari pada yang telah di duga. Proses pemasukan Agama Islam berlangsung lama, karena adanya perlawanan yang kuat terhadap perubahan yang mendalam diantara rakyat yang patuh adat - istiadatnya.

Speelman adalah orang pertama yang berdasarkan keterangan yang didpat dari orang Makassar menyebut angka 1603. Catatan Speelman di gunakan untuk meyakini bahwa tahun ini islamisasi terjadi di Bone. Pada pertengahan kedua abad - 19, sumber - sumber Makassar mulai di kenal. Dari buku harian Goa - Tallo, semula di muat sebuah ringksan dalam karangan " Makassaarsche Historien" yang menetapkan tahun 1607 sebagai masa peralihan ke Agama Islam. Stapel adalah orang pertama yang mempergunakan bahan-bahan keterangan dari sumber lama Belanda. Berdasarkan pemberitahuan dari Paulus van Solt, yang tahun 1067 berada di Makassar dan menceritakan bahwa tahun sebelumnya raja sudah memeluk Agama Islam, dan pendapatnya diperkuat oleh buku harian penerbitan Lingtvoet.

R.A kern adalah orang satu-satunya yang melihat persoalan dalam keseluruhannya, menganggap perbedaan-perbedaan antara pemberitaan-pemberitaan dari sumber-sumber Makassar terlalu besar dan tidak mengambil keputusan. Hampir semua pemberitaan akhir-akhirnya kembali kepada keterangan-keterangan dari Makassar dan juga perbedaan dalam pemberitaan berasal dari sumber Makassar, baik yang di berikan secara lisan, maupun yang tertulis. Ligtvoet adalah salah satu orang yang berusaha untuk menetapkan angka tahun yang tepat, akan tetapi dia belum menemukan jalan yang tepat.Kern mengemukakan : "Tanggal Islam yang diberikan, termasuk hari pekannya tidak benar, baik tanggal itu sendiri, maupun jika dibandingkan dengan tahun Masehi”

Namun penanggalan tersebut mengandung cukup bahan-bahan keterangan untuk menetapkan tahun yang dimaksudkan. Dalam tahun 1605/1014 hari Kamis tanggal 22 September. Maka penanggalan bersama tahun yang di maksudkan oleh sumber - sumber Makassar sudah cukup pasti. Yang menarik perhatian ialah bahwa tidak ada satu diantara sumber yang memberikan angka-angka tahun dengan tepat seluruhnya. Juga Kronk Tallo, yang benar menulis 1605 memberikan tahun Hidjrah yang keliru : 1015. Akhirnya diperhitungkan berdasarkan hari-hari wafat yang diketahui dengan baik dari raja-raja Muslim pertama dari Goa dan Tallo dan usia masing-masing pada waktu mereka beralih ke Agama Islam dan pada waktu mereka meninggal dunia. Karaeng Goa meninggal dalam tahun 1636/1049 dalam usia 53 tahun dan Karaeng Tallo pada tahun 1639/1046 dalam usia 63 tahun. Yang pertama berusia 19 tahun ketika mulai memeluk Agama Islam dan yang kedua 32 tahun. Pada waktu mereka meninggal, mereka sudah menjadi orang Muslim 34 dan 31 tahun. Jika angka-angka yang terakhir ini dikurangi dari tahun-tahun wafatnya kedua raja, maka hasilnya 1605/1015. Jadi dengan kesalahan yang sama (dari) satu tahun dalam angka tahun Hijrah, seperti dalam Kronik Tallo.

Siapakala sebenarya adalah partner yang tak disebukan namanya itu, orang yang satu - satunya diantara mereka yang berikatan pernah menjalankan peranan aktif dizaman ini pula yang satu-atunya terdapat dibuku harian, ialah saudara tirinya laki-laki. Salah sebuah wadjo menyebutnya dia sebagai panglima dari tentara makasar yang pada tahun 1605 telah menaklukan wedjo. Kern telah mengemukakan suatu pemecahan yang lain akan tetapi tidak serai alasan, dan oleh seluruh beritanya itu dia sangkutpaukan dengan karaeng Goa, dia mengusulkan, bahwa dengan satu dara perempuan ini dimasukan, saudara tiri perempuan dari alauddin yang telah menikah dengan karaeng Tallo. Dan sebagai tambahan dapat kita menarik kesimpulan yang kedua yaitu, bahwa setidaknya menurut sumber-sumber makassar, pada hari kamis 22 september 1605 jumat al-awwal 1014 karaeng Tallo telah menerima Agama Islam bersama dengan saudaranya laki-laki.

Dengan mengenai alasan-alasan orang hanya bisa menduga saja. Orang bisa bertanya barang kali pertimbangan - pertimbangan politik atau perdagangan yang telah mendorong penguasa yang sebenarnya dari Goa dan Tallo untuk mengambil tindakan itu. Makasar pernah sekali menjadi negara Islam kiranya akan menambah potesinya berupa persahabat dan sokongang di kota - kota niaga dan kerajan-kerajaan islam yang lain. Dan dalam situasi yang aktual pada zaman itupun tak dapat ditunjukan perubahan atau perkembangan baru yang dapat memasakan makassar menerima Agama Islam berdasarkan alasan politik.

Cerita dari sumber makassar telah beralihnya karaeng Tallo ke Agama Islam sangat bersifat dongeng. Karena karaeng dan seluruh rakyat tidak tau - menau akan adanya Angama Islam dan perasaan heran mengenai Agama Islam, dan cerita bahwa tepat pada hari tibanya penyebab dato riBandang oleh pengaruh goib dan karena nabi sendiri menampakan dirinya. Boleh kita pastikan bahwa karaeng dan banyak diantara hambanya tentu sekali, setidaknya mempunyai sekandar tentang Agama Islam itu dan, karenan mereka hubungan dengan para pedagang melayu yang beragama Islam, sudah asing lagi akan adat-istiadat dan upacara dan syarat-syarat terpenting. Jalan pemikiran ini cocok sekali dengan tiga berita dari cerita yang banyak bersifat dongen. Dengan menggabungkan berita-berita ini orang dapat membanyakan sebuah gambaran yang berikut tentang peralihan agama dari karaeng Tallo.


Berita tentang kunjungan ke wadjo ini datanganya baik dari pihak wedjo maupun pihak makas sar, akan tetapi saat terjadinya tidak dapat ditetapkan dengan teliti. Menurut wadjo, dalam pertemuan ini katnya terutama mengemukakan soal, apakah allah itu tunggal, atau banyak dan apakah allah mempunyai ayah dan ibu. Pertanyaan itu menbuat dia lebih condong kepada Agama Islam, akan tetapi La Mangkatje sendiri yang bukan muslim. Arung-matoa dari Wadjo turut mengundang Dato' riBandang yang datang dari Goa untuk memberi pelajaran agama kepada dirinya. Menurut Kronik Goa, Dato' riBandang merupakan orang yang membawa Agama Islam kepada Alauddin. Ia juga dikenali dengan nama sebagai Abdul Makmur Chatib Tunggal Dato' riBandang yang berasal dari Kota Tangah, Minangkabau. Ia datang dari Palembang ke Makassar dan dianggap sebagai seorang yang ahli dalam bidang Agama Islam yang belajar Agama Islam dari Sunan Giri. Dalam Kronik Kutai, dia disebut dengan nama Tuan di Bandang yang membawa Agama Islam bersama rekan seperjuangannya ke Makassar.

Alas keyakinan peribadi, Karaeng Tallo mengambil keputusan untuk ke Agama Islam yang mulai berhijarah saat tibanya Dato' riBandang ke Makassar. Langkah untuk berhijrah ke Agarna Islam tidak mendapat perartujuan yang mutlak kecuali Karaeng Goa yang menghormati patihnya sebagai ayah. Akan tetapi, para pembesar kerajaan menentang. Namun menurut dongeng yang diceritakan oleh Matthes, bahwa putra Karaeng Tallo melawan dan mengerahkan pasukan tenteranya ke medan perang akan tetapi karena adanya pengaruh gaib menyebabkan ia telah bertukar pikiran.

Menurut Buku harian juga mencatat bahwa untuk yang pertama kali mereka solat Jumat setelah mereka berhijrah ke Agama Islam. Pada ketika itu, telah diadakan sembayang Jumat untuk seluruh kelompok yaitu rakyat dan pembesar - pembesar dari kedua kerajaan Makassar yang berarti penetapan resmi pemelukannya ke Agama Islam. Tetapi berita ini bertentangan dengan berita-berita yang disampaikan dari Van Solt. Melalui buku jurnalnya, dia mencatat seolah-olah seluruh rakyat sudah memeluk Agama Islam. Daging babi sudah tidak lagi tercukupi seperti dulu lagi dan kaum wanita sudah berambut penjang. Pada waktu itu, Islamisasi masih belum selesai dengan resmi.

Dengan diadakannya sembayang Jumat itu, maka masuknya Agama Islam ke Makassar secara resmi telah selesai. Setahun kemudian telah dimulai ekspedisi dari Goa dibawah pimpinan Karaeng Tallo terhadap kerajaan-kerajaan Bugis dan dalam jangka waktu empat tahun, satu demi satu harus mengakui keunggulan persenjataan Makassar dan akhirnya menyebabkan mereka memeluk Agama Islam. Terjadi perlawanan yang hebat dari pihak rakvat sehingga Goa tidak dapat mencapai tujuannya tanpa berperang. Sopprng dan Wadjo menolak peralihan suka rela ke Agama Islam. Hal ini diperlihatkan oleh rakyat Bone di mana mereka mema'zulkan rajanya yaitu ArumPone Tenrirua yang telah memeluk Agama Islam dengan memilih raja yang lain, sedangkan peperangan dengan Goa masih berjalan.

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN ILMIAH PROSES PEMBUATAN TAPE KETAN DAN TUAK

Kata Pengantar Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada hamba-Nya, khususnya bagi penulis yang telah mampu menyelesaikan laporan ilmiah yang berjudul ‘’ cara membuat Tape Ketan dan Tuak ’’. Dalam menulis laporan ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala – kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada Sabaruddin Ahmad S.Pd, selaku guru pembimbing yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga laporan ilmiah ini dapat terselesaikan. Disini kami juga menyampaikan, jika seandainya dalam penulisan laporan ilmiah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu kami dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ilmiah ini. Semoga apa yang diharapkan kami, selaku penulis dapat dicapai dengan sempurna. Singkawang, 14 febuari 2013 Penulis ...

KEMERDEKAAN NEGARA- NEGARA ISLAM DARI IMPERIALISME

KEMERDEKAAN NEGARA- NEGARA ISLAM DARI IMPERIALISME              Gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya partai-partai politik merupakan modal utama umat Islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan negara merdeka yang bebas dari pengaruh politik Barat. Disamping paskan itu, perjuangan mereka juga didukung oleh seluruh umat Islam di berbagai wilayah setempat yang menjadikan “kekuatan” yang dahsyat sehingga mereka dapat melepaskan diri dari belenggu imperialisme. Perjuangan mereka biasanya terwujud dalam bebrapa bentuk kegiatan, seperti (1) gerakan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun perjuangan bersenjata, dan (2) gerakan pendidikan dan propaganda dalam rangka mempersiapkan masyarakat menyambut dan mengisi kemerdekaan itu. Negara berpenduduk mayoritas muslim yang pertama kali berhasil memproklamasikan kemerdekaannya adalah Indonesia, yaitupadatanggal 17 Agustus 1945. Indonesia mer...

PETUNJUK PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN BAHAN MAKANAN

PETUNJUK PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN BAHAN MAKANAN A.    TUJUAN Mengetahui adanya karbohidrat, lemak, dan protein pada makanan. B.     ALAT DAN BAHAN Alat 1.        Tabung reaksi 2.        Mortar 3.        Plat tetes 4.        Kertas buram 5.        Pembakar Spirtus Bahan 1.        Larutan benedict (Fehling A + Fehling B) 2.        Larutan lugol 3.        Larutan biuret (NaOH 20% + CuSO4 0,1 M) 4.        Berbagai bahan makanan C.     CARA KERJA I.       UJI KARBOHIDRAT (AMILUM) 1.     Hancurkan bahan makanan yang akan diuji menggunakan mortar porselein. 2.     Masukkan masing-masing baha...